Muhammad Atta, dan Abdul Aziz Al-Umari adalah dua orang dari 19 pejuang revolusioner abad ini, dimana mereka berhasil menyerang Amerika di pusat bisnis mereka, WTC, dan pusat militer mereka, Pentagon, 11 September 2001. Menurut keterangan pihak berwenang Amerika, mereka berdua, Muhammad Atta dan Abdul Aziz Al-Umari, bermaksud melakukan perjalanan dengan pesawat udara Amerika dari Boston menuju Los Angeles, dimana mereka dan tiga orang lainnya kemudian berhasil menguasai Pesawat Amerika American Airlines dengan nomor penerbangan 11 dan kemudian menabrakkannya ke Menara Utara WTC di New York, jantung kota Amerika. Allahu Akbar.
Mereka adalah 19 orang pemuda, datang dari tempat berbeda, satu visi satu misi, membuktikan kepada dunia bahwa umat ini masih ada. Ke 19 pemuda pemberani tersebut melakukan sebuah tindakan yang tidak pernah dibayangkan siapa pun sebelumnya, untuk akhirnya tidak pernah terlupakan sepanjang sejarah umat manusia. Di jantung kota Amerika, Gedung WTC di New York dan di jantung pertahanan militer Amerika, Pentagon di Washington, dengan menggunakan pesawat-pesawat kebanggan mereka, teknologi mereka, ke 19 pemuda yang lebih mencintai akhirat ini, melakukan aksi isytisyhadah, menjemput kematian, menggapai kemuliaan. Benar perkataan seorang sahabat, ‘Sepanjang aku mati sebagai seorang muslim aku tidak khawatir seperti apa aku akan terbunuh’. Inilah mereka.
1. Muhammad Atta, asal Kanaan, Mesir. Menghancurkan Menara Pertama, Dia seorang yang bersungguh-sungguh, tekun, dan amanah. Dia sangat perhatian terhadap nasib ummat. Semoga Allah SWT menerima syahid beliau, Insya Allah.
2. Marwan Shihi, asal Emirat, menghancurkan Menara Kedua.
Dunia menggoda beliau namun beliau menolaknya, dan lebih memilih balasan dari Allah SWT.
3. Ziyyad Al Jarrah, asal Libanon, tanah Syam, tanah yang sama dengan Abu Ubaidah Al Jarrah. Beliau begitu lembut dan ikhlas. Semoga Allah ridho kepada beliau.
4. Haniy Hanjoor, berasal dari Taa’if. Beliau yang menghancurkan Pentagon lambang kesombongan Amerika. Sebagai seseorang yang berasal dari suku Aseer, beliau mewarisi keberanian singa-singa kabilah semacam Ghamid, Zahraan, dan Banu Shihr. Beliau adalah bukti sebuah keikhlasan dan pengorbanan yang spektakuler.
5. dan 6. Waail dan Waleed al-Siqilli al-Shihri : dua orang laki-laki bersaudara ini sangat taat, gemar tahajud, santun, sederhana, dan berpengaruh. Ayah mereka adalah seorang bisnisman dan termasuk kepala suku. Dunia sangat menginginkan mereka, akan tetapi mereka malah meninggalkannya dan memilih pegunungan Afghanistan, memenuhi panggilan Allah SWT.
7. Ahmad Al Haznawi Al Ghamidi : Tidak kenal rasa takut dan tidak segan mengerjakan perkerjaan yang berat, selalu mengambil keputusan dengan berhati-hati, juga seorang imam, da’i, dan semangat dalam berperang.
8. Hamza Al Ghamidi. Kecintaannya kepada jihad telah merasuk ke hatinya. Seorang yang taat dalam beribadah, selalu mengingat Allah, membaca Al-Qur’an. Dia memilih kata-kata sebagaimana dia memilih buah-buahan yang manis.
9. Ahmad Al Ghamidi, dikenal juga dengan nama Syekh Abu Abbas, atau Abdul Aziz Al Umari Al Zahraani. Beliau adalah contoh seorang ulama masa kini dan seorang pengikut salafus sholeh. Beliau adalah ulama yang aktif. Beliau melindungi ilmu dengan menolak bekerja pada tiran dan lebih memilih penjara sebagai balasannya.
10. Mahnad Ash Shihri, beliau dikenal juga dengan nama Umar, Muhannad Al Shihri, seorang yang gentle, sabar, dia melakukan aksi istisyhadah dengan penuh keikhlasan, kami mengharap demikian, Allah SWT yang menentukan.
11. Ahmad Al-Ghamidi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ikrimah,
seorang yang mampu memecahkan pelbagai masalah,
sabar dan seorang mativator.
12. Sa’eed Al Ghamidi. Beliau dikenal juga dengan sebutan Mu’taz, seorang pria ahli ibadah dan begitu menikmati aktivitas amar ma’ruf nahi munkar. Badannya di bumi tetapi hatinya berada di jantung burung-burung hijau di surga. Kami berharap demikian, namun Allah SWT yang menentukan.
13. Sataam Asqaami, yakni Sataam al Suqaami, berasal dari Nejd, Tanah dimana berada dua tempat suci. Kuat tekadnya, teguh hati dalam kebenaran, dan pemberani. Ketika Anda melihatnya Anda akan teringat hadits Rasulullah SAW. : “Yang terhebat dari ummatku dalam melawan kemusyrikan adalan Bani Tamim.”
14. Faaiz Al Qaadi. Beliau adalah Fayaz Al Qaadi bani Hamaad, lebih dikenal sebagai Ahmad ; Senang berkorban, pemberi, rendah hati, dan sederhana.
15. Maajid Mawqad. Lengkapnya Maajid Muqad Al Harbi, berasal dari Madinah. Beliau sangat agamis, sederhana dan selalu menghormati orang lain. Sangat santun dan sangat tawadhu.
16. Khalid Al Mahdaar, atau Khalid Al Mihdaar, berasal dari Mekkah, dari suku Quraisy, ahlul Bait, Anak keturunan Rasulullah SAW. Seorang pria yang selalu merasa terpanggil untuk isytisyhadah, kami mengiranya begitu dan Allah yang menentukan.
17. Nawaaf Al Hazimi, beliau berasal dari Mekkah, seorang yang selalu dipenuhi rencana, tekad yang kuat dan mantap, tabah dan sederhana, penunggang kuda yang handal dan selalu mencari syahid di mana pun berada.
18. Saalim Al Haazimi, dikenal juga dengan julukan Bilal, berasal dari Mekkah. Allah SWT meletakkan keimanan yang kuat di hatinya, itu menjadikannya meninggalkan semua yang ada di dunia dengan slogan, “Surga berada di bawah kilatan pedang.”
19. Ahmad Al Na’mi. Pejuang terakhir kita adalah Ahmad ibn Abdullah al-Na’ami. Beliau berasal dari Abhaa, dari Quraisy, ahlul bait, keturunan Rasulullah SAW. Beliau seseorang yang tekun dalam mengerjakan seluruh ibadah, dia mencintai sholat tahajjud. Seorang pemberani, beliau pernah bermimpi ketika itu beliau berkuda bersama Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah SAW. memerintahkan beliau untuk turun dari kuda untuk memerangi musuh dan membebaskan negerinya. Subhanallah.
Ketika melakukan aksinya, The Magnificent 19 atau 19 Pejuang Pemberani ini membagi diri menjadi empat kelompok. Kelompok pertama dikomandani Mohammad Atta, Abdul Aziz Al Umary, Wail Al Shehry, Walid Al Shehry, dan Satam Al Suqami yang menguasai American Airlines dengan nomer penerbangan 11, bertolak dari Boston menuju Los Angeles, dan kemudian ditabrakkan ke Menara Utara WTC di New York, jantung kota Amerika.
Kelompok kedua dokomandani oleh Marwan Al Shehhi, Fayez Ahmed, Ahmed Al Ghamdi, Hamza Al Ghamdi, dan Mohald Al Shehri yang menguasai United Airlines dengan nomer penerbangan 175, bertolak dari Boston menuju Los Angeles, dan ditabrakkan ke Menara Selatan WTC.
Kelompok Ketiga dipimpin oleh Khalid Al Midhar, Nawaf Al Hazmi, Hani Hanjour, Salem Al Hamzi, dan Majed Moqed yang menguasai American Airlines dengan nomer penerbangan 77, bertolak dari Virginia menuju Los Angeles, dan pesawat ini kemudian dihantamkan ke simbol militer Amerika, Pentagon.
Kelompok yang terakhir dari aksi mulia ini diketuai olah Ziad Jarrah, Ahmed Al Haznawi, Saaed Al Gahmdi, dan Ahmed Al Na’mi yang mengambil alih United Airlines dengan nomer penerbangan 93, bertolak dari Newark menuju San Fransisco, dan sedianya akan ditabrakkan ke gedung putih, namun qadarallah meledak di Pennsylvania.
WTC 11 September 2001 dan Teori Konspirasi
Betulkan WTC diledakkan oleh kaum muslimin ? Menyikapi peristiwa peledakan WTC 11 September 2001 kaum muslimin tidak satu pandangan. Sebagian besar menolak dan tidak percaya bahwa peristiwa mulia tersebut dilakukan oleh pahlawan-pahlawan muslim pemberani, The 19 Magnificent. Mereka menganggap kejadian tersebut adalah rekayasa dan konspirasi musuh Islam yakni Israel dan juga Amerika sendiri untuk menstigma buruk Islam dan kaum muslimin dan untuk memberikan justifikasi penyerangan mereka ke dunia Islam. Selintas sepertinya alasan ini cukup masuk akal.
Sebagian lainnya, dan ini juga tidak sedikit justru bingung dan sampai saat ini (6 tahun setelah kejadian yang dikenal dengan sebutan 9-11 tersebut) tidak mengetahui siapa sebenarnya pelaku kejadian yang menggegerkan seluruh dunia tersebut. Mereka terombang-ambing antara mempercayai satu berita ke dan menolak berita lainnya yang memang penuh dengan rekayasa. Akhirnya mereka frustasi dan menganggap sepi permasalahan penting tersebut.
Hanya sedikit kaum muslimin, terutama mereka yang memiliki keyakinan kuat akan adanya pertolongan Allah SWT dalam setiap hal dan menginginkan Islam mendominasi dunia, merasa yakin bahwa peristiwa 11 September yang mubarok tersebut adalah jihad terbesar abad ini yang dilakukan oleh 19 pemuda pilihan umat. Itulah sikap yang masih sesuai fitrahnya lalu Allah SWT memberikan kemudahan untuk bisa membedakan antara yang haq dan yang batil dan dimudahkan untuk mengikutinya minimal menyetujuinya dan mendoakannya.
Berbeda dengan orang-orang yang fitrah dan fikirannya telah teracuni dengan racun bid’ah dan kesesatan teori konspirasi. Seorang penggembala kerbau yang tidak berpengetahuan dan tidak pernah sekolah sama sekali, dia hanya hafal beberapa bacaan dalam shalat itupun tidak genap sebab kecerdasannya rendah sekali, tetapi begitu dia mendengar negara gembong kafir Amerika terkena serangan, pentagon markas tentara syaitan porak poranda dan gedung maskas ekonomi riba dunia WTC luluh lantak, langsung dia jingkrak-jingkrak sambil membunyikan pecutnya sebagai tanda rasa syukur kepada Allah SWT, sebab dia memang belum sempat belajar tata cara bersyukur sesuai dengan syari’at. Si penggembala kerbau yang buta huruf itu disamping bersyukur kepada Allah dia tidak lupa juga senantiasa berdoa untuk para mujahidin dengan bahasanya sendiri, “Ya, Allah. Tolonglah para mujahidin. Allahu Akbar!
Menyerang adalah Cara Bertahan Terbaik
Mengapa meledakkan WTC ? Dalam video 19 Martyrs, Syekh Mujahid Usamah bin Ladin berkomentar :
“Ketika kita berbicara tentang serangan ke New York dan Washington, kita berbicara tentang para lelaki yang mengubah perjalanan sejarah dan membersihkan ummat dari kekotoran pengkhianatan para penguasa dan pengikutnya, tanpa menyebut-nyebut nama dan jabatan mereka. Kami berbicara tentang para lelaki yang tidak hanya meluluhlantahkan Menara Kembar dan Pentagon, tetapi mereka menghancurkan berhala abad ini beserta nilai-nilainya. Mereka menghancurkan Fir’aun abad ini yang hadir dalam tampilan terburuknya, dan tidak ada perbedaan antara dia dan Fir’aun Mesir kecuali kelebihan kekafiran dan kesalahannya. Fir’aun abad modern itu membunuhi anak-anak kita di Palestina, Afghanistan, Iraq, Libanon, Khasmir, dan negeri kaum Muslimin lainnya. Mereka, para pejuang Islam tersebut telah berjuang dari hati orang-orang beriman, menitik beratkan syahadat untuk kaum muslimin, terutama masalah al wala wal bara’ dan memburu rencana-rencana pasukan Salib dan penguasa-penguasa boneka di wilayah mereka. Peristiwa ini tidak hanya harus kita kenang, bahkan pena tidak akan mampu untuk merinci satu persatu kebaikan dan kualitas mereka, atau danpak-dampak penyerangan mulia mereka.”
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan wartawan Al Jazeera, Tayseer Allouni, 21 Oktober 2001, Syekh Usamah bin Ladin ditanya apakah terlibat dalam peristiwa New York dan Washington ? Beliau lalu menjawab, Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga kedamaian dan rahmat-Nya tertuju pada Muhammad, keluarganya dan sahabat-sahabatnya. Jika dikatakan aksi-aksi tersebut sebagai aksi teroris maka penggambaran itu adalah sebuah kesalahan.
Pemuda-pemuda tersebut telah jelas berjuang di jalan Allah, mereka menggeser perang menuju jantung kota AS dan mereka menghancurkan bangunan yang terkenal yang melambangkan kekuatan militer dan dan perekonomian AS, itulah kehendak Allah. Dari apa yang kita pahami bahwa mereka melakukan aksi ini supaya kita terdorong untuk bangkit dari tidur yang panjang sebelumnya, dan bisa mempertahankan diri sendiri, mempertahankan saudara-saudara kita, anak-anak yang di Palestina dan untuk membebaskan tempat suci kita. Dan jika dorongan untuk melakukan aksi ini adalah terorisme dan jika membunuh orang yang telah membunuh anak-anak kita adalah teroris, maka biarlah sejarah menyaksikan bahwa kita adalah teroris. Kami telah mendorong untuk melakukan aksi ini selama bertahun-tahun. Kami melakukan apa yang telah diperbolehkan dalam syari’ah dan banyak dokumen-dokumen mengenai persoalan ini dan seruan dari yang lain untuk mendorong aksi inipun bahkan telah dipublikasikan dan disiarkan keberbagai media. Lalu jika mereka mengartikannya demikian atau jika andapun juga memaknai bahwa ada hubungannya maka itu adalah benar. Kamilah yang mendorongnya dan dorongan inilah yang dibutuhkan saat ini, Allah telah memerintahkan akan hal ini kepada manusia terbaik yaitu Nabi SAW.
Jadi, serangan mubarok 11 September itu tidak terjadi begitu saja ? Mengutip Syekh Abu Hafsh Al Misri, tokoh Al Qaida kedua yang dicari setelah Syekh Usamah bin Ladin, Amerika sebenarnya telah menyiapkan strategi serangan militer untuk diarahkan kepada mujahidin di Aghanistan. Serangan ini dilakukan setelah terjadi peristiwa peledakan kapal Destoyer USS Cole di teluk Adn. Syaikh Abu Hafsh punya peran besar dalam aksi serangan ini, beliau turut merencanakan dan mengatur jalannya operasi. Begitu mendengar serangan ini berhasil, diceritakan bahwa Syaikh Usamah langsung mengacungkan senapan AK 47 nya ke langit dan menembakkan beberapa rentetan peluru, sembari berteriak bahagia,“Ini adalah pembalasan untuk darahmu, wahai Mihdhar…” Mihdhar adalah Syaikh Abul Hasan Al-Mihdar, yang dibunuh oleh fihak Amerika melalui tangan bonekanya di penguasa Yaman, Presiden Ali Abdulloh Sholeh.
Hanya saja, persiapan serangan Amerika ini tidak diekspos kepada dunia. Tetapi, Alhamdulillah, gerakan-gerakan ini tercium oleh mujahidin, sehingga mereka harus mendahului menyerang -sebab cara bertahan terbaik adalah menyerang-. Akhirnya, mujahidin berhasil mengukir sejarah yang sungguh teramat sulit dilupakan oleh Amerika, dan mengangkat kepala seluruh kaum muslimin. Yaitu, aksi istisyhadiyah yang merontokkan pusat perekonomian dan pertahanan mereka. Mujahidin berhasil menyerang Amerika terlebih dahulu pada 11 September 2001, dengan menabrakkan pesawat ke menara kembar WTC dan gedung Pentagon.
Dalam operasi kali inipun, Syaikh Abu Hafsh-lah yang menjadi penanggung jawab langsung. Beliau memilih beberapa orang pemuda, mentraining mereka, dan mengingatkan mereka agar selalu bersandar kepada Alloh Ta’ala. Maka para pemuda itupun berangkat ke negara kafir itu, bukan untuk bermaksiat sebagaimana dilakukan kebanyakan pemuda hari ini. Mereka datang untuk membinasakan Amerika, mereka hanya bertawakkal kepada Allah dan kemudian menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh dengan sedemikian detail, serta kapan operasi akan dilaksanakan.
Sementara itu, di bumi ribath, Afghanistan, para mujahidin tak henti-hentinya berdoa kepada Allah agar menolong ikhwan-ikhwan mereka dan memberikan kemenangan melalui tangan mereka. Doa mereka dikabulkan oleh Allah. Terjadilah ledakan besar seperti telah direncanakan, bahkan ternyata lebih dahsyat. Gema takbir terus bergema di bumi Afghanistan, mengiringi kemenangan bersejarah ini. Kaum muslimin di berbagai penjuru dunia, terutama Palestina, sampai ada yang menangis
Karena ternyata Allah masih menyiapkan orang-orang yang membela dan membalaskan sakit hati mereka karena terus ditindas. Mereka adalah orang-orang yang tidak menonjol kepribadiannya tapi tinggi ketakwaannya, yang bekerja di balik tabir semua orang, dan di antaranya adalah syaikh kita, Abu Hafsh Al-Mishri.
Jadi, jika Syekh Usamah bin Ladin sendiri telah mengklarifikasi tindakannya menyerang WTC dalam banyak video dan audio, dan semua itu diakui oleh Syekh Usamah dengan alasan-alasan dan dalil syai’i yang mendukung tindakan istisyhadiyyah barokah tersebut. Selain itu, sebagian besar dari mereka, The Magnificent 19 telah membuat surat wasiat, surat terakhir mereka sebelum melakukan aksi isytisyhadah tersebut. Seperti wasiat Abu Abbas Az Zahroni Rohimahullah, yang satu pesawat dengan Komandan Muhammat Hattan, meledakkan WTC Menara Utara, begini kutipan isi suratnya : “Jika setiap surat itu mengandung makna, maka sesungguhnya inti suratku ini adalah menerangkan tentang perbuatan yang aku lakukan – Peledakan Mubarok 11 September-. Maka aku katakan : “Sesungguhnya ketika aku melakukan pekerjaan ini maka aku meyakini bahwa ini adalah jalan yang aku tapaki dan sangat baik kesudahannya. Sesungguhnya apa yang aku lakukan ini sebagai pembebasan diri dari tugas – yang deberikan Allah - dan untuk menghidupkan faridhoh jihad di tengah-tengah ummat ini dan dalam rangka menunaikan kewajiban yang dibebankan kepadaku pada jalan ini. Karena telah diterangkan di dalam kitab Allah tentang kewajiban jihad fi sabilillah yang tujuannya adalah menyelamatkan kaum muslimin dari kehinaan dan membebaskan bumi kaum muslimin yang dirampas – oleh orang kafir - dan untuk menjawab seruan Allah dalam firman-Nya.”
Dalam wasiatnya, Ahmad al Haznawi, salah satu pelaku peladakan mubarok yang berasal dari bumi para mujahidin dan syuhada’ daerah Ghomid. Berikut sedikit kutipan surat wasiatnya : “Demi Allah ! Aku ingin bertanya kepadamu apa yang tengah terjadi di negeri-negeri ummat Islam ? penjajahan nyata itu di depan mata, tetapi kamu wahai para ulama mendiamkan walaupun penjajahan itu telah mencapai negeri Tanah Suci. Hingga kini kami belum mendengar satupun panggilan jihad darimu. Saudara ….. ulama-ulama kita ditahan musuh, dan setiap hari kita dengar musuh menangkapi saudara-saudara kita, sedang membebaskan mereka adalah kewajiban kita. Dan kamu wahai ulama telah mengatakan hal ini dan menyepakatinya sudah berapa tahun berlalu. Sedang syaikh kita Umar Abdurrohman masih di penjara Amerika. Itu hanya contoh ….. dan masih banyak lagi ulama-ulama kita yang senasib, tetapi kami tidak mandengar panggilan jihad darimu. Wahai ulama ….. wahai ulama ….. wahai ulama …… Kau biarkan ini semua. Jika engkau masih enggan menyatakan kewajiban jihad, lalu siapakah yang akan menyatakannya ? dan kalau bukan sekarang waktunya lalu kapan lagi ?”
Sementara itu, penyelidikan dan penelusuran terhadap peristiwa serangan 11 September terus berlangsung. Khalid Syaikh Muhammad, salah satu petinggi Tandzim Al Qa’idah Internasional, dalam sebuah pemeriksaan yang dilakukan intelejen Amerika di penjara Guantanamo telah mengakui bahwa dirinya terlibat dalam operasi 11 September 2001 yang penuh barokah di New York dan Washington. Pengakuan beliau ini telah dipublikasikan dengan manuskrip setebal 26 halaman dan pentagon mengakui telah banyak membuang sebagian isi dari pengakuan Khalid Syaikh karena alasan adanya informasi-informasi penting.
Selain transkrip, bukti-bukti lain adalah sebuah komputer yang memuat informasi detail tentang rencana serangan sebelas September, mulai dari nama dan foto para Pahlawan Islam pelaku serangan tersebut hingga surat izin pilot milik Asy Syahid Komander Muhammad Atta, bahkan juga ada surat dari Syaikh Usama bin Ladin. Kholid Syaikh Muhammad (semoga Allah membebaskan beliau) menyatakan semua operasi ini adalah bagian dari Perang Suci terhadap orang-orang kafir dan orang-orang murtad.
Bahkan, TV Al Jazeera (7/9/06) menyiarkan video berdurasi 90 menit (hanya 3 menit yang disiarkan) tentang peristiwa serangan 11 September tersebut. Menjelang lima tahun peristiwa yang menggemparkan dunia tersebut, Al-Qaidah merilis sebuah rekaman video. Dalam video itu, terlihat Usamah bin Ladin sedang melakukan pertemuan dengan para pimpinan senior Al-Qaidah dan beberapa laki-laki yang selama ini diklaim sebagai pelaku serangan 11 September. Belum jelas apa motif Al-Qaidah merilis video itu.
Para pemimpin senior Al-Qaidah yang terlihat dalam video tersebut antara lain Abu Hafs Al-Masri, yang kemudian menjadi pemimpin militer Al-Qaidah dan Ramzi bin Al-Shaiba yang diklaim AS sebagai kordinator serangan 11 September 2001,yang menelan korban hampir 3.000 orang. Dari keterangan video disebutkan bahwa pertemuan itu dilakukan di kamp latihan Al-Qaidah di wilayah Afghanistan pada masa pemerintahan Taliban. Ramzi bin Al-Shaiba sendiri ditangkap AS pada 2002 dan kini dijebloskan ke penjara di Kamp Guantanamo.
Dalam video itu juga disebut seorang tokoh Islamis Arab yang tidak begitu dikenal bernama Abu Al-Turab Al-Urduni yang membantu latihan untuk keperluan serangan. Dari video tersebut juga diketahui persiapan serangan termasuk latihan soal pesawat terbang, pertempuran di jalan dan bagaimana memalsukan dokumen-dokumen.
Dua dari 19 pejuang pemberani tersebut, yang ikut serta dalam serangan 11 September, Hamza el-Ramdi dan Wael el-Shemari, keduanya warga negara Arab Saudi, juga terlihat di video itu. Keduanya mengatakan, tindakan mereka terinspirasi oleh desakan untuk membalas penderitaan warga Muslim di Bosnia dan Chechnya.
Dalam beberapa bagian rekaman video, Usamah bin Ladin terlihat mengenakan jubah berwarna hitam dan surban putih. Ia berkeliling di kamp pelatihan di Afghanistan, memberi salam pada para pendukungnya yang beberapa di antaranya mengenakan penutup wajah dan memegang senjata otomatis.
Al-Jazeera mengatakan, di antara pengikutnya yang ia beri salam di antaranya adalah orang-orang yang diduga merebut pesawat saat serangan 11 September. Tapi wajah mereka tidak jelas. Dalam satu tampilan, Usamah menghadap ke kamera dan menyerukan umat Islam untuk mendukung para pelaku penyerangan mubarok tersebut. “Saya minta anda berdoa untuk mereka dan meminta pada Tuhan agar mereka sukses, sasaran mereka tepat, langkah mereka kuat dan memperkuat jiwa mereka,” kata bin Ladin.
Pentagon merilis transkrip hasil hearing dengan Khalid Syaikh Muhammad, orang yang dicurigai AS sebagai otak dari serangan 11 September 2001 yang menghancurkan gedung kembar World Trade Center di New York. Menurut rilis tersebut, Khalid mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Dalam rilis yang disebarluaskan Pentagon, Rabu (14/3) Syaikh Muhammad mengatakan, “Saya bertanggung jawab atas operasi 11 September, dari A sampai Z. ” Ia juga mengakui bahwa pimpinan Al-Qaidah Usamah bin Ladin adalah kepala operasi yang mengorganisasikan, merencanakan, menindaklanjuti dan mengeksekusi operasi 11 September. Allahu Akbar!
Penutup
Kini, kita mengenang The Magnificent 19 setelah 6 tahun peristiwa tersebut berlalu. Banyak sudah hal-hal menakjubkan terjadi setelah serangan mubarok tersebut. Perhatian umat manusia kepada Islam meningkat, kebangkitan dan proklamasi daulah Islam terjadi di beberapa tempat, Irak terutamanya. Amerika sendiri mulai limbung dan berniat angkat kaki dari sana.
Sungguh, ayat-ayat Allah SWT. berlaku dan terjadi nyata kepada kita semua kaum muslimin, terutama jaminan Allah SWT. bahwa kelompok yang sedikit akan mampu mengalahkan kelompok yang banyak, atas idzin Allah SWT. Peristiwa 11 September dengan para pelakunya The Magnificent 19 adalah bukti ayat tersebut di abad modern ini. Wallahu’alam bis showab!