Yesus bukan Tuhan dan tidak sama dengan Tuhan
1. Yesus lebih kecil daripada Tuhan.
Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. (Yohanes 10:29)
2. Tuhan lebih besar daripada Yesus.
Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (Yohanes 14:28)
3. Yesus duduk di sebelah kanan Tuhan.
Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. (Markus 16:19)
4. Yesus berdiri di sebelah kanan Tuhan.
Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. (Kisah Para Rasul 7:55)
5. Allah tahu datangnya hari kiamat, sedang Yesus tidak tahu.
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Matius 24:36)
6. Yesus bersyukur kepada Tuhan.
Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (Matius 11:25)
Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. (Lukas 10:21)
7. Yesus disetir oleh Tuhan.
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. (Yohanes 5:30)
Nabi Isa/Yesus adalah utusan Tuhan (Rasul Allah)
Dalil: Matius 15:24; Markus 9:37; Yohanes 5:24,30; 7:29,33; 8:16,18,26; 9:4; 10:36; 11:42; 13:20; 16:5; 17:3,8,23,25.
Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 15:24)
“Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.” (Markus 9:37)
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. (Yohanes 5:24)
Tidak ada Dosa Waris dan Penebusan Dosa
Para nabi Allah tidak ada yang mengajarkan Dosa Waris dan Penebusan Dosa. Risalah Allah yang dibawa oleh semua nabi-Nya itu pada hakikatnya sama saja, yaitu Tauhid dan amal shalih. Semua nabi menekankan adanya tanggung jawab individu atas segala perbuatan setiap manusia.
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. (Yehezkiel 18:20)
Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri. (Ulangan 24:16)
Pada waktu itu orang tidak akan berkata lagi: Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu, melainkan: Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap manusia yang makan buah mentah, giginya sendiri menjadi ngilu. (Yeremia 31:29-30)
Tetapi anak-anak mereka tidak dihukum mati olehnya, melainkan ia bertindak sesuai dengan apa yang tertulis dalam Taurat, yakni kitab Musa, di mana TUHAN telah memberi perintah: “Janganlah ayah mati karena anaknya, janganlah juga anak mati karena ayahnya, melainkan setiap orang harus mati karena dosanya sendiri.” (II Tawarikh 25:4)
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. (Matius 16:27)
Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (Markus 10:14)
KRISTEN PUN MENOLAK TRINITAS
Jika diwartakan secara luas, teologi awam buatan Robert Paul Walean dalam buku “Kebenaran Yang Terungkap dari Al-Qur’an dan Alkitab” itu justru menjadi bumerang bagi umat Kristen sendiri. Karena tidak semua umat Kristen mengakui doktrin Trinitas. Salah satu sekte Kristen yang radikal dalam menentang Trinitas adalah Saksi Yehovah (Jehovah Witnesses). Dalam buku Should You Believe in the Trinity? terbitan Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania (edisi Indonesia: Menolak Mitos Trinitas), Saksi Yehovah membantah doktrin Trinitas dengan segudang alasan, antara lain:
Pertama, hasil penelitian sejarah, seperti diungkap dalam buku The Paganism in Our Chistianity disebutkan, “The origin of the Trinity is entirely pagan” (Asal-usul Trinitas sepenuhnya berasal dari kepercayaan penyembah berhala).
Kedua, Trinitas adalah ajaran yang rumit dan membingungkan, sehingga The Encyclopedia Americana menyatakan, “Beyond the grasp of human reason” (Trinitas itu di luar jangkauan akal manusia). Padahal Allah itu bukan Tuhan yang menghendaki kekacauan (I Korintus 14:33). Maka tidak mungkin Allah mencetuskan doktrin mengenai diri-Nya sendiri dengan begitu membingungkan, hingga para sarjana dan ilmuwan pun tidak mampu menjelaskannya.
Ketiga, Trinitas tidak ada sumbernya dalam Bibel. The Illustrated Bible Dictionary, sebuah publikasi Protestan menyebutkan, “The Word Trinity is not found in the Bible… It did not find a place formally in the theology of the church till the 4th century” (Kata Trinitas tidak terdapat dalam Alkitab… Trinitas baru mendapat tempat secara resmi dalam teologi di gereja pada abad ke-4).
The Catholic Encyclopedia menambahkan, “In Scripture there is as yet no single term by which the Three Divine Person are denoted together. The word ‘Tri’as’ –of which the Latin trinitas is translation– is first found in Theophilus of Antioch about A.D. 180” (Dalam Alkitab tidak terdapat satu istilah pun untuk menyatakan ketiga oknum Tuhan yang disebut secara bersama-sama. Istilah ‘Tri’as’ –yaitu asal mula kata trinitas dalam bahasa Latin– mula-mula ditemukan dalam tulisan Teofilus dari Antiokhia kira-kira tahun 180).
Keempat, Trinitas tidak pernah diajarkan dalam Kristen yang mula-mula (primitive Christianity). The New International Dictionary of New Testament Theology menyebutkan, “Primitive Christianity did not have an explicit doctrine of the Trinity such as was subsequently elaborated in the creeds.” (Keyakinan Kristen yang mula-mula tidak mempunyai ajaran Trinitas yang gamblang seperti yang setelah itu dirinci dalam berbagai kredo).
Kelima, Para nabi utusan Allah selama ribuan tahun tak satupun yang mengajarkan Trinitas kepada umatnya. Berarti, Trinitas adalah penyimpangan dan kemurtadan dari kebenaran.
Keenam, Bibel baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menegaskan bahwa Allah itu satu (monoteisme), bukan tiga (trinitas). Contoh ayat, “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa” (Ulangan 6:4).
Dalam Perjanjian Baru, Yesus menyebut Allah dengan istilah “satu-satunya Allah yang benar.” Berarti Yesus juga menekankan monoteisme, bukan trinitas. Yesus bersabda, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3).
Di bagian akhir buku tersebut, Saksi Yehovah menutup dengan seruan penolakan terhadap doktrin Trinitas: “Kebenaran Allah tidak dapat dikompromikan. Maka, menyembah Allah menurut syarat-syarat dari Dia berarti menolak doktrin Trinitas. Doktrin tersebut bertentangan dengan apa yang Allah katakan mengenai diri-Nya dalam kitab Yesaya 46:9 “Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku”.
Dengan pandangan seperti itu, jelaslah bahwa doktrin Trinitas adalah buatan manusia yang bertentangan dengan ajaran ketuhanan monoteisme yang dibawa oleh para nabi dari Adam sampai nabi yang terakhir. Sedangkan pemolesan ketuhanan Trinitas dengan ayat-ayat Al-Qur`an adalah penodaan terhadap agama Islam.[]
dari dua tulisan..:
-
http://ainuamri.wordpress.com/
- A. Ahmad Hizbullah M.A.G.