Dalam catatan sejarah, Balian of Ibelin dikenal sebagai keturunan bangsawan dari ayahnya, Barisan of Ibelin, bersama dua anak lainnya. Hal ini kontras dengan cerita di film yang memposisikannya sebagai anak hilang dari Godfrey yang kemudian hidup sederhana sebagai pandai besi.
Di bagian tengah cerita, terlihat ia diserang oleh pasukan dengan baju Teutonic Knight, sesuatu yang sebenarnya mustahil karena konsep Teutonic Knight sebagai pasukan militer baru muncul sejak tahun 1198. Keputusan Salahuddin untuk menyerang Yerusalem karena adiknya dibunuh juga diragukan karena hal tersebut sebenarnya diputuskan lebih karena lemahnya kekuasaan di Yerusalem akibat perpecahan antara Guy of Lusignan dengan Raymond III dari Tripoli. Tetapi memang ditemukan adanya bukti Guy of Lusignan turut memprovokasi perang ini dengan menyerang karavan muslim dan menggerakkan pasukannya secara gegabah hingga terjadi Perang Hatti.
Baldwin IV, raja Yerusalem yang menderita Lepra, sebenarnya tidak terlalu mencintai perdamaian seperti yang dicitrakan di dalam film ini. Ia menyerang Damaskus dan Lembah Beeqa di awal pemerintahannya. Ia juga berencana menyerang Mesir dan memerintahkan Raynald of Chatilon untuk memimpin pasukan. Peperangan ini terus berlanjut dan dimenangkan Baldwin IV hingga akhirnya mulai tahun 1179 ia mengalami banyak kekalahan. Pada 10 April ia didesak oleh pasukan Farrukh Shah, keponakan Salahudin di Banias. Pada 10 Juni ia terperangkap oleh pasukan Salahudin di Marj Uyun. Kebencian muslim terhadap Baldwin IV terlihat dari julukannya sebagai Al Khinzir atau Si Babi, binatang yang diharamkan dalam Islam, yang bisa dilihat dari catatan musafir Ibnu Jubair.
Guy of Lusignan dan Raynald sendiri bukanlah bagian dari Hospitaler ataupun Knight Templar, berbeda dengan cerita di film yang memperlihatkan bahwa mereka diberi kostum Knight Templar. Keduanya adalah keturunan bangsawan biasa yang terlibat dalam perang di Yerusalem karena masalah kekuasaan. Keduanya memiliki istri dan memiliki anak, hal yang tidak mungkin dilakukan oleh anggota Knight Templar ataupun Hospitaler pada masa itu. Rusaknya hubungan antara Baldwin IV dan Guy of Lusignan justru karena Guy menolak menyerang pasukan Salahudin saat terjadi pengepungan di Kerak, saat adik tiri Baldwin IV, Isabella, sedang melangsungkan pernikahan.
Balian yang sebenarnya tidak memiliki hubungan cinta dengan Sibylla. Balian of Ibelin menikah dengan ibu tiri Sibylla, Maria Comnena, dan selanjutnya berperan besar dalam tahta Jerusalem, bukannya menjadi pandai besi seperti akhir cerita film. Ia juga tidak diminta bergabung dengan pasukan Richard, karena hubungannya yang sudah terlanjur rusak karena terlanjur bermusuhan dengan Guy of Lusignan, sekutu Richard.
Nah itu tadi sedikit review tentang keakuratan sejarah yang ane dapat di wiki, kalau antum malah lebih ahli atau pakar sejarah tentang perang salib bisa di benerin lagi tuh ceritanya. Tapi intinya ya seperti digambarkan dalam filmnya itu (visualisasi-nya)
Yuk,,, kita lihat sekilas gambaran bagaimana sang Sholahuddin merebut “kerajaan Surga” dari tangan kaum salib,,,,
Perjuangan mengembalikan Al Quds ke pangkuan Islam,,,,,,,
alkisah, saat itu tentara kaum muslimin berjumlah sekitar 200.000 personil, jumlah yang cukup menggertak tentara salib waktu itu. Ditambah lagi perpecahan antara penguasa Kristen di tanah Jerusalem (Al Quds) semakin membuat kaum muslimin diatas angin.
Dan dimulailah serangan pertama pada malam hari,,,,,,,
Dari luar dinding pertahanan kota tentara kaum muslimin menembaki dengan peluru api yang di lempar dengan senjata berat seperti catapult dan trebuchet.
Dan pertempuranpun dilanjutkan keesokan harinya, setelah sholat subuh,,,,
Untuk bisa masuk ke dalam benteng tentu sangat sulit, maka diperlukan alat berat untuk mematahkannya. Disini tentara muslim menggunakan 2 jenis senjata, yaitu pendobrak pintu gerbang atau biasa disebut “battering ram” (atas) dan “tower” (bawah) untuk memanjat dinding benteng. Tapi dalam film KOH ini tower yang digunakan tentara islam berhasil dirubuhkan dengan senjata sejenis “ballista” yang di beri tali dan ketika tali tersebut tertarik batu yang di gantungkan di ujung satunya maka menara pun ikut roboh karena tertarik ballista tadi. Begitu juga dengan battering ram-nya, hancur karena terbakar kena minyak yang dijatuhkan dari atas gerbang.
Mungkin seharusnya konstruksi tower lebih lebar bagian bawahnya juga lebih berat agar sulit jatuh apabila ditarik dengan tali, dan seharusnya pasukan penyerbu garis depan yang berada diatas tower adalah pasukan pemanah dan infanteri dengan perisai pelindung yang lebar agar lebih melindungi pasukan infanteri lain yang ada di belakangnya. Lebih baik lagi semua infanteri yang terlibat di barisan depan, samping kiri dan kanan dan yang ditengah merapatkan perisainya untuk bertahan dari hujan panah dan lemparan api pasukan musuh. Pemanah ditempatkan baris kedua setelah infanteri sehingga bisa mengantisipasi pelempar api musuh dari jarak jauh, dan infanteri bisa segera menyerbu dengan cepat apabila jaraknya sudah memungkinkan untuk merangsek masuk mengambil alih benteng.
Walaupun dalam film ini tentara islam gagal membobol benteng lewat atas, apakah tentara Islam menyerah ???
Tidak !!!
Dan pertempuranpun semakin sengit setelah pasukan muslimin berhasil merubuhkan salah satu bagian dinding benteng ,,, berikut ilustrasinya
Walaupun salah satu bagian tembok sudah jebol, tapi pasukan salib masih bisa menahan tentara muslim diluar sehingga merekapun belum bisa merangsek masuk kedalam benteng.
Karena lubang yang jebol tidak terlalu besar dan tentara salib menghadang merapat di dekat tembok yang jebol maka jumlah tentara muslim yang besar tidak akan ada gunanya, Kenapa? Karena pertempuran yang terjadi adalah face to face, jumlah yang besarpun tetap saja akan berhadapan secara satu lawan satu, dan ini akan sangat menguntungkan pihak tentara salib. Solusinya, mungkin sebagian besar tentara muslim yang berada diluar menghujani tentara salib yang menjadi pagar betis benteng yang rubuh itu dengan hujan panah dan batu (bisa dengan catapult), hal ini bisa membuat pagar betis tentara salib kocar-kacir dan kavaleri secara cepat bisa merangsek masuk kedalam dan membabat sisa pasukan salib yang masih ada, lalu infanteri harus segera masuk dan naik ke atas dinding benteng untuk membersihkan para pasukan pemanah yang pasti ditempatkan disana, pemanah yang berada diatas sangat membahayakan pasukan kavaleri ataupun infanteri yang ada di bawah. Setelah itu sabotase pintu gerbang utama, buka pintu dari dalam, dan seluruh pasukanpun bisa leluasa masuk kedalam benteng
Tapi yang digambarkan dalam film KOH ini adalah kalahnya tentara muslim karena belum juga bisa masuk kedalam kota. Alhasil Sholahuddin-pun terpaksa mengadakan perundingan dengan Balian (pemimpin sisa tentara salib yang bertahan di dalam kota). Walaupun sebenarnya apabila panglima Sholahuddin melanjutkan pertempuran sudah pasti Beliaulah yang menang, karena logistik pasukan salib yang ada didalam sangat sedikit, dan sholahuddin-pun sebenarnya hanya tinggal menunggu beberapa hari saja maka habislah seluruh penduduk kota karena menipisnya logistik mereka.
Tapi justru disinilah yang menunjukkan kehebatan sholahuddin sebagai panglima perang yang arif dan bijaksana, lho,,, gimana bisa?
Dalam perundingan antara pihak salib dengan sholahuddin, pihak salib mengancam akan membakar dan membabat habis seluruh penduduk yang ada di dalam kota Jerusalem, apabila sholahuddin bersi keras untuk menguasai dan mengambil alih kota suci tersebut, padahal sebagian besar penduduknya adalah orang-orangnya sendiri, kaum nashrani juga, ada anak-anak, wanita orang tua dll.
Tapi apa yang ditawarkan sang Sholahuddin? Bahkan si perunding dari pihak salib-pun sempat terkaget-kaget dan hampir tidak percaya apa yang ditawarkan sholahuddin kepada pihak musuh, yang intinya ,,,,,
“silakan kalian pergi meninggalkan kota yerusalem, pulanglah ketanah orang-orang Kristen (di eropa), bawalah harta benda kalian, kami akan menjamin keselamatan kalian, semuanya, anak-anak, wanita, orang tua, prajurit dan juga ratumu.Aku bersumpah atas nama Tuhan”
Lalu dari pihak salib-pun heran “dulu orang-orang Kristen membunuh semua orang islam yang berada dibalik tembok ini saat merebutnya” (bahkan dalam sepanjang perjalanan merebut kota yerusalem dari tangan kaum muslimin)
Lalu apa yang dikatakan Sholahuddin, “aku bukan orang-orang seperti itu, aku sholahuddin” (dalam film itu, narasinya kurang lebih seperti ini). Dan yang penting kenyataannya memang sholahuddin memberikan pembebasan dan jaminan keselamatan kepada seluruh orang Kristen saat itu. Itulah yang penting, tanpa rasa dendam pada kaum yang telah membantai saudaranya sesama muslim saat mereka merebut kota itu. Bahkan ia tidak ingin para penduduk sipil dari kalangan mereka-pun (Kristen) menjadi korban perang. Beliau membebaskan mereka.
Subhanalloh ,,,,,,,,, masih adakah panglima perang seperti beliau saat ini. Beliau tidak serta merta mementingkan hawa nafsunya, tidak sombong dan haus kemenangan padahal kemenangan sudah pasti berada ditanggannya. Ia menggambarkan islam dengan begitu indahnya, bisa bayangkan kalau sang sholahuddin lebih mementingkan hawa nafsunya dan haus akan kemenangan ???, apakah ia akan berkata seperti ini :
“apa,,,!!! mau bakar seluruh kota? Mau bantai semua penduduknya?!! Silakan….. emang gue pikirin. Kota, kota lu juga, orang-orangnya, orang lu juga, mau lu bakar kek, mau lu bantai kek, gua ga ada urusan, yang penting tu kota punya gua,,,,, dasar ga tau di untung lu,,, udah tau mau kalah malah ngancem lagi, tau ga,,,! Semalem lagi gua serbu, mampus lu semua, semalemnya lagi gua bisa bangun lagi tu kota, sadar ga lo, mampus, mampus lu semua !!!”
Tidak,,,,,, sekali lagi tidak. Bukan itu yang beliau ucapkan berabad-abad yang lalu saat mengambil alih kota Jerusalem, beliau lebih memilih perdamaian daripada peperangan yang bisa merugikan kedua belah pihak. Karena islam-lah yang mengajarkan demikian, islam adalah Rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi sekalian alam. Beliau lebih memilih jalan yang damai dan hal tersebut telah menunjukkan ke-arifan seseorang dimana ia bisa menyingkirkan nafsu duniawinya disaat ia berkesempatan. Orang-orang seperti inilah yang jika menjadi pemimpin maka ia akan menjadi pemimpin yang besar dan kuat.
Orang yang mengucapkan kata2 umpatan seperti diatas pasti bukanlah seorang pemimpin besar dan bukan orang yang kuat, karena ia lebih mementingkan hawa nafsunya (tahukan hadistnya?)
Alhasil, lihatlah,,,,,, selama sekian ratus tahun kota Jerusalem atau Al Quds berada dalam kekuasaan kaum muslimin, walaupun berganti-ganti generasi kekhalifahan. Al Quds tetap berada dalam kekuasaan kaum muslimin sampai beberapa tahun yang lalu lepas lagi,,, Kenapa? Apa yang terjadi?