(Al-Fikrah No. 14 Tahun XI / 13 Jumadal Akhirah 1431 H)
“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepada kamu sebelum engkau mengikuti agama mereka.
Katakanlah! Sesungguhanya petunjuk Allah itu (yang benar). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. al-Baqarah: 120).
Hari ini Zionis Israel dan para pembelanya semakin gencar memerangi kaum muslimin di seluruh dunia, khususnya di Palestina. Masih segar di ingatan kita, beberapa waktu lalu—bahkan hingga saat ini—orang-orang Yahudi Israel menyerang kaum muslimin Palestina dengan persenjataan lengkap.
Namun, sadar atau tidak, kaum muslimin di Indonesia—dan seluruh dunia—pun sebenarnya sedang diperangi oleh Zionis Yahudi, tapi dengan cara berbeda. Jika di Palestina mereka menggunakan senjata, maka di belahan bumi lain mereka memerangi kaum muslimin tanpa senjata (setidaknya untuk saat ini), yaitu dengan pemikiran.
Paling tidak ada tujuh poin yang penting kita ketahui dari serangan pemikiran Zionis ini:
1. Merusak pola makan
Barat telah berhasil menciptakan globalisasi makanan dan minuman. Berbagai merek telah mereka ciptakan dan dijual ke seluruh penjuru dunia. Makanan seperti McD, CFC, HHB, Dunkin Donuts, dan soft drink seperti Coca Cola, Sprite, Fanta, dan lain-lain telah menjadi imperior baru dalam bidang makanan dan minuman. Bahkan mereka menciptakan kesan-kesan modern pada setiap merek tersebut. Bayangkan, sekadar mengonsumsi makanan, kita seolah telah menjadi orang-orang modern, paling maju, gaul, dan funky. Firman Allah Subhaana Wata'ala, artinya, “Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)”. (QS. al-Hijr: 3).
Di sisi lain, mereka berhasil mengikis budaya makan makanan tradisional yang terjamin mutunya. Bahkan entah berapa tahun ke depan, makanan tradisional itu perlahan-lahan tenggelam karena kalah bersaing. Tinggallah kemudian orang-orang melahap makanan yang bukan asli makanannya sendiri. Sementara orang Barat sendiri mengakui makanan itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Padahal Allah Subhaana Wata'ala telah mengingatkan dengan firman-Nya, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) Masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS: al-A’raf: 31).
2. Menguasai film, TV, dan media cetak
Dunia modern dengan kecanggihan teknologi informasinya telah membuat wajah dunia yang kusam menjadi gemerlap. Dunia terasa menciut, kejadian yang terjadi di belahan bumi barat dapat dilihat detik itu juga di belahan bumi timur. Begitu pula sebaliknya. Media modern menawarkan banyak hal, mulai dari fitur yang bertemakan percintaan, kekerasan, hingga horor, perhatikanlah televisi-televisi hari ini kebanyakan yang ditampilkan adalah sesuatu yang merusak.
Namun tanpa kita sadari, semua kemajuan itu diam-diam namun pasti mengikis habis nilai-nilai keislaman. Generasi muda yang seharusnya gigih memperjuangkan Islam, kini berkiblat memuja tokoh-tokoh “fiktif” yang diciptakan dunia modern. Islam dianggap kuno, tidak mengikuti arus zaman, cerewet, dan canggung. Islam diasingkan, sementara manusia semakin asyik dengan kesenangan semu yang ada di dunia ini yang nantinya justru akan menenggelamkannya.
Akibatnya, banyak remaja kaum muslimin tanpa rasa malu memamerkan auratnya di depan umum.
3.Cara berpakaian
Dengan perkembangan teknologi modern, industri pakaian pun ikut maju. Orang barat memiliki tujuan agar seluruh dunia memakai pakaian dan bergaya hidup sama dengan mereka.
Akibatnya dapat kita saksikan hari ini, Indonesia dengan mayoritas penduduknya Islam, tapi ciri Islam tidak terlihat lagi, kecuali simbol berupa tempat ibadah. Sementara kehidupan kaum muslimahnya jauh dari tuntunan Islam, terutama cara berpakaian dan bergaul dengan lawan jenis.
Padahal Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang selalu bermaksiat dan menarik orang lain berbuat maksiat, rambutnya sebesar punuk unta, mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium wanginya, padahal bau surga itu tercium dari jarak sekian dan sekian (jarak yang sangat jauh).” (HR. Muslim).
4. Mempropagandakan cara berpikir bebas
Orang-orang yahudi meracuni otak-otak kaum muslimin dengan doktrin-doktrin kebebasan, karenanya mereka berpendapat, manusia tidak akan mencapai taraf kebebasan berpikir sebelum melepaskan diri dari agama.
Hal ini sangat merusak generasi muda Islam dengan pendangkalan akidah. Mereka dididik oleh dunia barat untuk berpikir semaunya. Kata mereka “yang penting senang”.
Dengan adanya paham ini muncullah berbagai macam generasi yang kerjanya hanya minum minuman keras, judi, pil penenang, ganja. Kehidupan malam kian menjamur, diskotik, dan pusat-pusat hiburan malam lainnya. Yang kini menjamur di kota-kota besar yang nyaris meruntuhkan kebesaran/keagungan masjid-masjid.
5. Memonopoli keuangan dunia
Untuk mewujudkan mimpi menguasai dunia, barat sudah sejak lama memikirkan untuk menguasai keuangan dunia. Mereka beranggapan dengan kekuatan keuanganlah dunia dapat dipermainkan sesukanya.
Untuk mengucurkan kredit ke sebuah negara biasanya mereka selalu mengajukan syarat tertentu yang menguntungkan nasib mereka. Sementara negara berkembang umumnya lemah tidak punya kekuatan untuk menolak syarat yang mereka inginkan. Akibatnya tatanan hidup negara jadi hancur. Terlebih lagi kehidupan beragama jadi rusak karena umumnya paham mereka adalah sekuler yang menolak campur tangan agama dalam keduniaan (bisnis).
Perhatikanlah firman Allah Azza Wajalla, artinya, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.” (QS. at-Taubah: 34).
6. Menghancurkan iman
Sekularisme yang mereka agung-agungkan telah membawa dampak sangat luas. Konsep ekonomi yang melepaskan diri dari campur tangan agama (halal, haram, makruh dan mubah) telah mendorong munculnya berbagai pelanggaran bisnis (korupsi dan kolusi). Unsur keimanan yang kering mengakibatkan mereka tidak merasa hidup diawasi oleh Allah Subhaana Wata'ala.
Mereka secara terbuka menolak terhadap ajaran agama yang menurut mereka irasional (tidak masuk akal), di antaranya alam kubur, alam akhirat dan siksa neraka. Masih menurut mereka, hidup hanya sekali, maka nikmatilah sepuasnya. Paham ini mereka sebarkan dalam film, sinetron, dan lain-lain.
Kebencian mereka terhadap nabi Muhammad dan para juru dakwah menyebabkan mereka terus berusaha untuk menghapus kewibawaannya di mata anak-anak muda, sehingga mereka menciptakan tokoh-tokoh kafir yang banyak dipuja para remaja hari ini.
Bahkan dengan alasan kebebasan, mereka mengampanyekan apa yang disebut dengan HAM (Hak Asasi Manusia) dan kebebasan berbicara dan mengekspresikan pendapat, sehingga mereka mempengaruhi pola pikir remaja untuk berbuat apa saja karena dijamin HAM. Telanjang, mabuk-mabukkan, hingga perzinaan disebutnya hak asasi, naudzubillah.
Akibatnya orang tidak punya kontrol, tak ada lagi saling menasihati dalam kebenaran, “Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. al-Maidah: 79).
7. Politik adu domba
Target yang sangat berbahaya adalah menghancurkan agama dengan adu domba atau perpecahan antar umat beragama. Berbagai perpecahan antar umat beragama dan umat seagama adalah impian demi tercapainya kehancuran agama.
Kepada umat non Islam mereka selalu mengatakan bahwa Islam adalah agama sadis, agama pedang yang haus darah. Selain itu mereka senantiasa mengampanyekan bahwa umat Islam itu fundamentalis, pelaku teror (teroris), dan anarkis.
Jika ada teror, maka media barat menuduh umat Islam sebagai pelakunya. Anehnya, jika pelakunya adalah seorang non muslim, mereka diam seribu bahasa. Jika umat Islam yang melakukannya sebagai pembalasan, maka mereka mengutuknya dan mengekspos ke seluruh dunia. Karena mereka punya kekuatan media untuk mencapai semuanya.
Wallahul Musta’an wailaihi at Tuklan
Abu Abdillah Ahmad At-Takalary
Sumber: 7 Perangkap Yahudi, karya Abu Al-Ghifari