Ia mengatakan padaku bahwa sewaktu ia duduk dengan sebuah kelompok dan mendiskusikan kondisi umat yang menyedihkan, namun semuanya mengindikasikan bahwa yang terjadi pada umat Islam sesuai dengan rencana Allah dan dengan yakin bahwa kemenangan Allah SWT akan datang. Allah pasti akan mengirim seorang pemimpin dan seorang penuntun diantara umat kita yang akan mengirimkan umat yang terhina dan menyedihkan kepada jalan pendakian yang terang dan kehebatan. Kami mulai berfikir bahwa siapakah yang bisa menjadi seorang yang seperti itu.
Dengan seketika, Syeikh Usamah bin Laden muncul dalam pikiran kita, semenjak ia berkorban banyak demi ummat. Dari sini, kelempokku tersenyum dan mengatakan, “Aku akan menceritakan padamu sebuah mimpi syeikh Usamah bin Laden; kau akan senang untuk mendengarkannya, dan kecintaanmu pada Mujahidin akan betambah.”
Ia mengatakan, “ Aku berada di Madinah Al Munawwarah di rumah seorang sarjana yang digunakan untuk kuliah di masjid Nabi. Kami baru saja sampai di rumahnya ketika seseorang mengetuk pintu. Syeikh pun kembali dengan seorang yang nampak bercahaya dan terhormat, berusia sekitar 80 tahun.
“Tuan rumah menyambutnya dan memintanya menafsirkan beberapa ayat dari Al –Qur’an. Dengan diam kami mendengarkannya saat tamu Syeikh membacakan beberapa ayat Al-Qur’an, dan kemudian ia memberikan tafsir dari semua ayat-ayat itu. Wallahi aku telah mempelajari sejumlah tafsir namun Syeikh itu adalah lautan ilmu. Ketika ia melengkapi pelajarannya, tuan rumah mengundangnya untuk makan, namun ia menolaknya dengan sopan, dan kamipun mengerti bahwa ia sedang berpuasa.
“”Secepatnya, tamu tersebut meminta izin untuk pergi, namun tuan rumah mendesak, ‘Sampai anda menceritakan pada kami mimpi Syeikh Usamah bin Laden sekali lagi, anda tidak akan mendapatkan izin untuk pergi.’
“Syeikh pun tersenyum dan bertanya, ‘Mimpi Syeikh Usamah Bin Laden ketika ia berusia 9 tahun ?‘ tuan rumahpun membenarkannya.”
“ini adalah bagaimana Syeikh menceritakan peristiwa tersebut:
“Aku adalah seorang teman dekat Muhammad bin Laden, ayah Usamah Bin Laden. Dalam banyak waktu aku berada di perusahaannya. Dan seringkali, aku mengunjungi rumahnya untuk pekerjaan yang berkaitan dengan konstruksi. Selama diskusi, perbincangan kami diganggu oleh permainan anak-anaknya, dan kemudian ia akan meminta mereka untuk pergi keluar dan bermain.
““Namun aku terkejut melihat fakta bahwa ia selalu meminta seorang anak lelakinya untuk duduk disampingnya. Aku bertanya padanya, “Mengapa tidak kau biarkan anakmu ini untuk bermain dengan saudara-saudaranya ? apakah ia sakit ?”
“Muhammad bin Laden tersenyum dan mengatakan, “Tidak, ada sesuatu yang spesial mengenai anakku ini.”
“Ketika aku bertanya namanya, ia mengatakan, “Namanya adalah Usamah, dan ia berusia 9 tahun. Biarkan aku berbagi denganmu sesuatu yang aneh yang terjadi beberapa hari yang lalu. Anakku membangunkanku beberapa menit sebelum sholat subuh dan mengatakan padaku,” ‘Ayahku tersayang, aku akan menceritakan padamu mengenai sebuah mimpi yang aku miliki.’ “ aku berpikir bahwa ia pasti telah mengalami sebuah mimpi buruk. Akupun berwudhu dan membawanya ke masjid denganku. “
“”Dalam perjalanan, ia menceritakan padaku, “Dalam mimpi, aku melihat diriku berada di sebuah area dataran yang luas. Aku melihat tentara menunggang kuda putih bergerak ke arahku. Mereka semua mengenakan turban hitam. Salah satu penunggang kuda, yang memiliki mata mengkilap, mendatangiku dan bertanya, “ Apakah anda Usamah bin Muhammad bin Laden?” aku pun menjawab, “Ya, itu adalah saya.” Ia bertanya lagi, “Apakah anda Usamah bin Muhammad bin Laden?” aku pun menjawab lagi “Ya, itu adalah saya.” Ia bertanya lagi “Apakah anda Usamah bin Muhammad bin Laden?” kemudian aku pun menjawab “Wallahi, aku adalah Usamah bin Laden.” Kemudian ia pun memindahkan sebuah bendera kearahku dan mengatakan, “Pegang bendera ini ke Imam Mahdi Muhammad bin Abdullah di gerbang Al-Quds. “Akupun mengambil bendera darinya, dan aku melihat tentara mulai berbaris dibelakangku.”
“Muhammad bin Laden mengatakan, “Pada saat itu aku tekejut, namun karena bisnis di tempat kerja, aku lupa mengenai mimpi tersebut. Pagi hari selanjutnya, ia membangunkan ku sebelum sholat subuh dan menceritakan mimpi yang sama. Hal yang sama terjadi di pagi hari yang ketiga. Sekarang, aku mulai khawatir dengan anakku. Akupun memutuskan untuk membawanya denganku ke seorang yang berpengetahuan (Alim) yang dapat menafsirkan mimpi-mimpi.“
“Maka, aku membawa Usamah kepada seseorang Alim dan memberikannya informasi mengenai seluruh kejadin. Ia menatap kami dengan heran dan bertanya, “Apakah ini anakmu yang sama yang telah bermimpi?” akupun berkata, “Ya” ia terus menatap Usamah untuk beberapa saat. Kekhawatiran ku bertambah. Ia menghiburku dan mengatakan, “Aku akan mengajukan beberapa pertanyaan. Aku yakin anda akan menjawab semuanya dengan jujur.”
”Ia bertanya pada Usamah, “Nak, apakah kau ingat apapun mengenai bendera yang penunggang kuda berikan padamu?” Usamah menjawab, “Ya, aku mengingat itu.”
”Ia bertanya padanya, “dapatkah kau menggambarkannya, bagaimana itu?”
”Usamah mengatakan. “bendera itu serupa dengan bendera Saudi Arabia, tapi tidak berwarna hijau namun hitam, dan disana terdapat sesuatu yang tertulis di dalamnya berwarna putih.””
”Ia pun mengajukan pertanyaan selanjutnya pada Usamah, “Apakah kau pernah melihat dirimu sendiri berjuang?”
Usamah menjawab, “Aku sering melihat mimpi semacam itu.” Kemudian ia meminta Usamah untuk pergi keluar ruangan dan membaca Al-Qur’an.
“”Kemudian orang alim itu berpaling padaku dan bertanya, “Dari mana keturunan anda berasal ?””
“”Aku menjawab dari Hadramawt di Yaman. Kemudian ia bertanya padaku untuk memberitahukan padanya mengenai suku ku. Aku pun menjawab bahwa kami berkaitan dengan suku Shanwah yang mana adalah sebuah suku Qahtani dari Yaman. Kemudian ia menangis dan bertakbir dengan kencang dan memanggil Usamah dan menciuminya sambil menangis. Ia pun mengatakan bahwa tanda-tanda waktunya sudah dekat.
“”Oh Muhammad bin Laden, anakmu ini akan menyiapkan tentara untuk Imam Mahdi dan demi melindungi agamanya, ia akan berhijrah ke wilayah Khurasan. Oh Usamah ! Berbahagialah ia yang berJihad disisi mu. dan terbatalkan dan kecewalah ia yang meninggalkanmu seorang diri dan bertarung melawan mu.””
Sumber || TheUnjustmedia
Terjemahan bahasa Inggris || Ansarullah English Blog
Terjemahan Indonesia || Milestones