Cari Blog Ini

Aku Akan Datang...

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah 2:218

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah 2:218
"Akan senantiasa ada sekelompok kecil dari umatku yang berperang membela kebenaran, mereka akan mendapatkan kemenangan hingga datangnya hari kiamat."(HR.MUSLIM)

Selasa, 14 Juni 2011

Biograpi Imam Samudra


Download bukunya di akhir Tulisan.
Intifadhah Palestina dan jihad Afghanistan membuat diriku benar-benar geram dan gundah. Aku ingin segera selesai sekolah dan mencari kerja untuk mendapatkan ongkos ke Afghanistan. Tapi ya bagaimana, untuk beli perangko kartu lebaran dan buku diary untuk kukirim ke Ketua OSIS-ku saja, aku harus menjebol tabunganku hasil beasiswa dari Depdikbud waktu itu. Ketua OSIS-ku waktu itu, kini menjadi Perdana Menteri di kerajaan tentara dan mata air di surga (nama putraku berarti Tentara Allah, dan nama putriku berarti mata air di surga). Dan yang menjadi Kaisar atau Rajanya adalah Imam Samudra.
Alhamdulillah, Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Tiga tahun kemudian doaku terkabul. Tahun 1990, aku lulus MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Cikulur, Serang. Di sebuah masjid Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, tepatnya masjid Al Furqan, jalan Kramat Raya 45, Jakarta, aku mendengarkan ceramah dari seorang da’i yang kurang aku kenal namanya. Saat itu juga aku berjumpa dengan seseorang bernama Jabir (syahid dalam peristiwa bom Antapani Bandung). Dengan bahasa Indo-Sunda, kami berkenalan. Kemudian entah bagaimana ceritanya, pembicaraan saat sampai pada topik jihad. Kuceritakan buku-buku jihad yang pernah kubaca, ia nampak interes dan antusias.
Setelah dia (agak) mengorek latar belakangku, seingatku waktu itu, dia berkata, “Tahun ini ada pemberangkatan, mau ikut nggak?” Untuk memperkuat dugaanku lalu kutanya, “Maksudnya ke Afghanistan?” Dia hanya menjawab, “Dik, udah dech, cepetan cari ongkos sekitar Rp 300 ribu. Insya Allah kalau antum ikhlas, Allah akan memudahkan urusan antum.”
Ciaoooo!!! Segera aku pamit dan kembali ke rumah. Ada sedikit sisa tabungan hasil kirim artikel berita ke Panji Masyarakat ditambah pemberian ibunda tercinta. Aku tak terlalu enak meminta uang dari ibuku, tapi apa boleh buat, setelah aku nyatakan bahwa aku akan ke luar negeri, beliau memberikan uang yang aku perlukan. Uang itu hasil usaha menjual jilbab dan busana muslimah yang kadang-kadang kubantu mencarikan bahan-bahannya di Tanah Abang, Jakarta.
Jumpa lagi sekitar tiga hari berikutnya dengan Kang Jabir. Setelah mendapatkan paspor Jakarta dalam minggu yang sama, kami ke Dumai dan bermalam sehari. Keesokan harinya, perjalanan dilanjutkan ke Malaka, Malaysia. Pada waktu itu rute Dumai-Malaka terkenal sebagai jalur TKI. Tidak sedikit mereka yang ditolak oleh imigrasi Malaysia, sekalipun mereka melengkapi dengan dokumen resmi dan uang tunjuk (uang jaminan selama tinggal di Malaysia).
Karena barangkali aku tidak memiliki tampang TKI, Alhamdulillah, dengan mudah dapat melewati antrian ratusan ‘turis’ Indonesia yang akan ke Malaysia. Tinggal sehari lebih sedikit di Malaysia. Keesokan sorenya kami menuju bandara Subang-Jaya, Selangor Darul-Ehsan. Begitu pesawat MAS (Malaysian Air System) take off, aku baru merasakan benar-benar berat meninggalkan tanah air. Ada perasaan ‘lain’ terhadap mantan Ketua OSIS SMPN-4 angkatan 84/85 Serang. Ok! Lupakan itu. Aku segera teringat ayat ini:
Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya dan Allah tidak memberi petunjuk (hidayah) kepada orang-orang fasiq.”
(At-Taubah : 24).
***
Di atas udara dalam pesawat, para kernet udara (stewardest) menawarkan free post card, amplop dan sejilid kecil kertas surat berlogo Malaysian Air System. Sambil mengisi waktu 8 jam flight KL-KHI (Kuala Lumpur-Karachi), kutulis sekeping post card kepada satu-satunya wanita –selain ibu dan saudariku– yang pernah singgah dan akhirnya menetap dalam kehidupanku. Wanita itu adalah mantan Ketua OSIS yang pada saat itu juga baru lulus SMA. Kalau tak salah post card itu ditulisi dengan terjemahan surat Al-Baqarah ayat 214:
Apakah kamu menyangka bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang padamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan/cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

Alhamdulillah, dengan takdir Allah, paid stamp post card itu akhirnya sampai juga ke tangan Sang Mantan Ketua OSIS, yang kuketahui beberapa saat menjelang pernikahan kami, 1995.
Setelah transit dua jam di Bombay, India, MAS yang kami tumpangi selamat landas di Karachi. Sehari semalam, kami bermalam di maehmon khana (ruang tamu) sebuah masjid Karachi. Perjalanan dilanjutkan ke Peshawar pada awal pagi. Sampai saat ini aku tak tahu apa nama daerah itu, sebuah rumah gaya Paki-Afghan yang sangat sesuai dengan syariat Islam.
Tinggal sehari di situ. Ba’da shubuh esok harinya, perjalanan ke negeri impian para lelaki dilanjutkan. Melewati gunung-gunung yang indah, menumpang bus dengan penumpang sebagian besarnya berbahasa ‘planet’ yang tidak pernah kukenal sama sekali. Sepanjang perjalanan aku yang mengenakan pakaian Afghanis dan menutup seluruh wajahku kecuali mata dengan menggunakan ridah (selimut tipis), tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sekali bicara, orang akan tahu siapa aku. Perjalanan sepenuhnya dipimpin oleh Syahid Jabir dan dua orang Arab yang sampai saat ini tak kukenal darimana dan siapa namanya.
Menjelang Ashar, dengan berjalan kaki dari perbatasan Pakistan-Afghanistan selama hampir 4 jam, sampailah kami di sebuah camp sederhana yang terkenal dengan sebutan, Muaskar Khilafah. Di situ aku memulai kehidupan yang sama sekali baru dan sangat baru. Kehidupan yang betul-betul bersih sekalipun tidak disebut ‘steril’ 100 persen.
***
Sungguh,
satu babak kehidupan baru yang amat membahagiakan.
‘Musik’ kami adalah rentetan peluru, ledakan mortar,
dan dentuman zigoyak dan da-scha-ka- (anti air craft gun).
‘Nyanyian’ kami adalah nasyid-nasyid (sejenis achapella)
pembangkit semangat jihad.
‘Senandung’ kami adalah lantunan ayat-ayat Al-Qur’an
yang tak pernah berhenti selama 24 jam saling bergiliran.
Tiada suara wanita, tiada tangis anak kecil,
apalagi musik-musik jahiliyah, panggilan setan.

Flat ground yang dikelilingi gunung di empat penjuru itu benar-benar menentramkan hati, benar-benar ‘surga’ bagi para perindu surga kekal di akhirat. Tidak ada seorang pun yang berani datang ke tempat itu kecuali ia benar-benar siap menggadaikan nyawanya di jalan Allah. Tidak ada seorang pun bertahan lama di situ kecuali jika ia telah siap bertarung melawan kaum kafir, baik komunis asli Uni Soviet ataupun komunis northern sebangsa Dustum –yang kini berkoalisi dengan Si Karzai di bawah ketiak Amerika dan para pengecut sekutunya.
Mereka yang datang ke tempat ‘aneh’ seperti itu hanyalah mereka yang siap membunuh atau dibunuh kafir, siap berjihad demi menegakkan kalimat Allah. Dan kesiapan mental seperti itu, hanya akan terwujud dengan rahmat dan takdir Allah. Alhamdulillah.
Khost, nama tempat itu. Daun-daun zaitun masih kekal bertahan. Daun-daun caparkat dan cactus Afghan telah luruh, tinggallah duri-duri dan kayunya yang kelak dibakar untuk kayu penghangat dan pemasak. Anor (delima) tak lagi berbuah, runtuh sudah daun-daunnya. Saghol (serigala) melolong di tengah malam. Selapis jaket mesti dikenakan. Begitulah keadaannya saat pertama kali aku tiba. Ya, saat itu musim gugur telah tiba.
Purnama kelima dari saat awal aku tiba telah menjelma. Musim gugur hilang sudah. Datanglah penggantinya. Afghanistan menggigil. Satu ketika sepulang belajar, saat aku berbaring di dekat room heater, suara keras bertubu-tubi menimpa atap tendaku, persis seperti bunyi lemparan benda keras. Saudara-saudara Afghan berteriak, “Baraan…, baraan…” Segera Aku longokkan kepalaku keluar tenda. Dan… pletak! Sebongkah benda menjitak kepalaku. Subhanallah.., bongkahan itu ternyata benda keras yang terbuat dari air yang membeku sebesar biji nangka. Dingin rasanya. Jernih warnanya. Es, nama benda itu… Kemudian baru kutahu kalau baraan itu artinya hujan.
Tiga hari kemudian sekitar jam enam pagi kudengar lagi teriakan saudara Afghan, “Baraaf…, baraaf…” Penasaran kujengukkan kepala keluar tenda. Subhanallah…, Salju…, salju…! Saat itu aku benar-benar menjadi ‘anak kecil’. Jika dulu aku suka hujan-hujanan di kampung halaman, maka saat itu aku salju-saljuan. Segera aku melompat keluar tenda menyambut kapas demi kapas salju yang terjun dari pintu-pintu langit. Saudara-saudara Afghan dan Arab hanya cengar-cengir dan cengengesan melihat polahku, tapi aku tak peduli. Ya, di negeriku tidak ada salju. Yang ada hanyalah hujan air, dan setelah itu lahirlah banjir.
Menjelang delapan pagi, saat akan memulai rutinitas, gunung-gunung di sekitar kami telah berselimut salju. Puncaknya begitu indah, hampir sama dengan gambar iklan Hazeline Snow. Di sekeliling kami tanah yang dulu berwarna coklat kini memutih, begitu juga pepohonan dan bebatuan. Kata penghuni lama di camp itu, suhu udara mencapai -7 °C (minus tujuh derajat celcius), jauh di bawah titik beku. Aku sendiri tak pernah mengukur. Yang jelas, orang sekurus aku mengenakan sekitar 5 lapis pakaian, dan kadang-kadang 6 lapis jika ditambah jaket wool ala Eropa.
Khost bukanlah kampus biasa. Bukan kampus orang-orang Eropa atau Amerika yang mengisi kehidupan mereka dengan segala kemaksiatan dan kemewahan dunia. Jika mereka kuliah, hanyalah demi kepentingan dunia semata. Khost adalah sekeping tanah di bentangan-bentangan bumi. Sewaktu-waktu, kapan saja, musuh bisa menyerang, menghantar mortar, memuntahkan peluru, lalu terjadilah pertempuran seru. Ajal memang di tangan Allah. Tapi di Khost dan front-front jihad lain di Afghanistan kematian terasa begitu dekat. Musuh ada di segala arah. Maut sewaktu-waktu akan menjemput.
***
Siaga tetap siaga. Waspada tetap waspada. Tetapi ‘indah’ adalah ‘indah’. Main salju bagiku terlalu indah, subhanallah. Umurku saat itu baru menjelang dua puluh. Masih ada tersisa rona-rona jahiliyah. Masih ada guratan-guratan kenangan lama. Tanggal dan harinya lupa sudah. Tetapi yang jelas di malam hari, langit begitu cerah, gemintang begitu indah menantang. Cassiopia, jalinan bintang berbentuk ‘W’ kubidik sebagai sasaran.
Nah…, tiba-tiba ingatanku jauh ‘terlempar’ ke alam ‘sana’, ke sebuah benua bernama Asia, terus terlempar ke Asia Tenggara, dan terus ke sebuah negara dengan ibukota bernama Jakarta. Di sebelah baratnya ada kota bernama Kalideres, diteruskan lagi ke arah barat. Satu jam kemudian kan tiba di terminal yang disebut Ciceri. Berjalan saja ke utara yang sekitar 1000 meter. Maka tibalah di sebuah tempat bernama Cinanggung. Ada sebuah rumah, Blok F 140…. Duh, ternyata di situlah rumah seorang wanita yang tempo hari kukirim postcard.
Astaghfirullah! Segera kusebut asma-Nya, ada apa ini? Segera kuambil teko kecil berisi air hangat, lalu aku berwudlu, shalat dua rakaat, berbaring. Malam begitu panjang, mata sukar terpejam. Seperti telah kubilang, ‘indah’ adalah tetap ‘indah’, ingin aku berbagi cerita, tapi dengan siapa? Dengan saghol-saghol, dengan atap tenda, atau dengan siapa? Ternyata tidak ada. Ya sudah ‘telan sendiri’ saja. Refleks goresan jahiliyahku kembali timbul. Running text, penggalan syair Ebiet G. Ade pun berkelebat, katanya:
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan…
Sayang kau tak duduk di sampingku kawan…

Laa ilaha illallah. Astaghfirullahal ‘Azhiim… kembali kusebut asma-asma-Nya.
***
Casio F-44-w di tanganku menunjukkan angka 4 lebih sedikit. The seven brother, rangkaian rasi yang terdiri dari 7 bintang telah mengambil posisinya. Waktu sahur telah tiba, ikhwan-ikhwan yang lain segera kubangunkan. Beberapa potong daging, sedulang nasi minyak Afghanis, 4 sobek roti nan dan sambal kentang yang telah kuhangatkan segera kusajikan. Malam itu memang giliranku sebagai penyaji sahur. Dalam suasana ukhuwah, dengan penuh kesyukuran kami santap rezeki Allah itu. Sedangkan udara di luar sana kian menggigit. Pagi semakin dingin.
Jumat pagi, sinar akhtab (matahari) cukup hangat. Ada sedikit aktivitas yang kami jalankan demi menjaga stabilitas iman dan stamina jasad. Demi maintenance niat-niat suci mencari syahid, menghimpun ridha Allah dan syurga-Nya. Hari itu, dalam salah satu even, Allah mengujiku dengan sedikit luka yang menimpa sebagian lengan dan kakiku. Aku diam, diriku dan Allah yang tahu. Aku berharap semoga hal ini kelak akan menjadi saksi di hari akhirat.
Tetapi setelah itu, lagi-lagi sisa-sisa jahiliyahku mencuat, lalu mengalirlah di batinku,
Mungkinkah kau masih mengharapkanku…
Kini tubuhku penuh dengan luka…

Potongan syair dari lagu Tommy J. Pisa yang sempat ngetop di masa aku eS-eM-Pe. Aku seolah-olah berbicara dengan sang mantan Ketua OSIS-ku itu. Suatu hal yang semestinya sangat tidak pantas dialami oleh lelaki yang sedang mengejar bidadari sejati di alam surga nanti. Yang sedang mengejar ridha Allah dan surga-Nya.
Sungguh aku tak mengerti mengapa hal seperti itu mesti terjadi dan kualami. Tidak ada faktor pendukung secara lahir, baik dari personal, aktivitas lingkungan, yang dapat memancing kenangan itu hadir kembali. Pada sorenya, segera kuingat pesan Umar bin Khattab, “Hisablah dirimu sendiri sebelum kamu dihisab di akhirat kelak…”
Ya, kini aku harus menghitung diri, instrospeksi atas segala apa yang terjadi dan kualami. Aku sangat mengerti bahwa mengingat wanita yang bukan mahram adalah termasuk zina hati. Mengenang masa lalu dengan mantan Ketua OSIS adalah juga termasuk dosa-dosa kecil yang akan mengotori hati. Tetap dosakah jika semua nostalgia itu datang secara surprise, tak dipaksa? Adakalanya kenangan itu tiba-tiba hadir saat mataku tertumbuk huruf Z, atau melihat kacamata. Kenapa? Ebiet G. Ade pasti tahu jawabannya…
Teori umum mengatakan bahwa kenangan atau lamunan, biasanya timbul saat kita tidak memiliki kesibukan atau ketika waktu senggang. Tetapi aku tidak, justru kenangan itu timbul di saat-saat aku sibuk, di saat tanganku menyandang kalashinkov, di tengah gelegar mortar, di tengah hujan peluru dan bau mesiu. Saat menghisab diri yang entah untuk kesekian kali, hampir selalu tak ketemu jawaban. Mengadu pada teman sebaya, atau konsultasi pada senior? No! aku bukan tipe seperti itu. “Solve Yourself Problem !” Itu mottoku. Hanya Allah, hanya Allah, dan hanya Allah yang Maha Tahu. Dialah tempat mengadu.
Akhirnya… Di musim salju tahun kedua, kujumpa jawabannya. Gerangan apa? “SEBAB AKU ADALAH MANUSIA.”
Rabbi…
Telah aku berdoa pada-Mu
Dalam hampir tiap-tiap waktuku.
Aku berkata pada-Mu
Cabutlah segala rinduku, kecuali kerinduan pada-Mu
Dalam simpuh dan sujudku
Selalu aku mengadu
Jangan gugurkan pahalaku
Hanya karena secuil rindu yang mengganggu
Robbie…
Jika Kau takdirkan peluru menembus ulu hatiku
Dan lalu aku menjumpai-Mu
Terimalah ke-syahidanku
Telah aku bertaubat, atas segala kenangan yang kuingat.
Ini ada peluru, ini ada mesiu
Aku rindu Ayah Bunda, aku rindu Si Dia,
Tetapi aku lebih rindu pada-Mu
Saat musim salju tiba
Maka rindu pun menjelma
La hawla wala quwwata illa billah…
DOWNLOAD BUKU AKU MELAWAN TERORIS

AKU BUKAN TERORIS, AKU MEMERANGI TERORIS!!!

Senin, 13 Juni 2011

Yesus bukan Tuhan...

Sabtu, 11 Juni 2011

FOTO-FOTO GAUL: SENYUM TANGIS MONYET EVOLUSI

BUSH :PRESIDEN KAFIR AMERIKA KETURUNAN YAHUDI 100%

EKSPRESI MONYET EVOLUSI
MONYET MENUNGGU

















































             
SENYUM DAN TERKEJUT MAONYET


diambil dari: abg abad 21
MONYET TERIAK

Kehebatan Pasukan Kavaleri Islam


Perang Salib IVTentara Islam dikenal memiliki pasukan berkuda yang sangat hebat.  Di era kejayaan Islam,  kekuatan para prajurit Islam benar-benar tertumpu pada keahlian berkuda dan memanah.  Sejarah peradaban Islam mencatat, kehebatan pasukan berkuda Islam telah menjadi kunci kemenangan dalam berbagai pertempuran penting. Pasukan berkuda biasa disebut

Keakuratan sejarah dan gambaran perang.


Dalam catatan sejarah, Balian of Ibelin dikenal sebagai keturunan bangsawan dari ayahnya, Barisan of Ibelin, bersama dua anak lainnya. Hal ini kontras dengan cerita di film yang memposisikannya sebagai anak hilang dari Godfrey yang kemudian hidup sederhana sebagai pandai besi.
Di bagian tengah cerita, terlihat ia diserang oleh pasukan dengan baju Teutonic Knight, sesuatu yang sebenarnya mustahil karena konsep Teutonic Knight sebagai pasukan militer baru muncul sejak tahun 1198. Keputusan Salahuddin untuk menyerang Yerusalem karena adiknya dibunuh juga diragukan karena hal tersebut sebenarnya diputuskan lebih karena lemahnya kekuasaan di Yerusalem akibat perpecahan antara Guy of Lusignan dengan Raymond III dari Tripoli. Tetapi memang ditemukan adanya bukti Guy of Lusignan turut memprovokasi perang ini dengan menyerang karavan muslim dan menggerakkan pasukannya secara gegabah hingga terjadi Perang Hatti.
Baldwin IV, raja Yerusalem yang menderita Lepra, sebenarnya tidak terlalu mencintai perdamaian seperti yang dicitrakan di dalam film ini. Ia menyerang Damaskus dan Lembah Beeqa di awal pemerintahannya. Ia juga berencana menyerang Mesir dan memerintahkan Raynald of Chatilon untuk memimpin pasukan. Peperangan ini terus berlanjut dan dimenangkan Baldwin IV hingga akhirnya mulai tahun 1179 ia mengalami banyak kekalahan. Pada 10 April ia didesak oleh pasukan Farrukh Shah, keponakan Salahudin di Banias. Pada 10 Juni ia terperangkap oleh pasukan Salahudin di Marj Uyun. Kebencian muslim terhadap Baldwin IV terlihat dari julukannya sebagai Al Khinzir atau Si Babi, binatang yang diharamkan dalam Islam, yang bisa dilihat dari catatan musafir Ibnu Jubair.
Guy of Lusignan dan Raynald sendiri bukanlah bagian dari Hospitaler ataupun Knight Templar, berbeda dengan cerita di film yang memperlihatkan bahwa mereka diberi kostum Knight Templar. Keduanya adalah keturunan bangsawan biasa yang terlibat dalam perang di Yerusalem karena masalah kekuasaan. Keduanya memiliki istri dan memiliki anak, hal yang tidak mungkin dilakukan oleh anggota Knight Templar ataupun Hospitaler pada masa itu. Rusaknya hubungan antara Baldwin IV dan Guy of Lusignan justru karena Guy menolak menyerang pasukan Salahudin saat terjadi pengepungan di Kerak, saat adik tiri Baldwin IV, Isabella, sedang melangsungkan pernikahan.
Balian yang sebenarnya tidak memiliki hubungan cinta dengan Sibylla. Balian of Ibelin menikah dengan ibu tiri Sibylla, Maria Comnena, dan selanjutnya berperan besar dalam tahta Jerusalem, bukannya menjadi pandai besi seperti akhir cerita film. Ia juga tidak diminta bergabung dengan pasukan Richard, karena hubungannya yang sudah terlanjur rusak karena terlanjur bermusuhan dengan Guy of Lusignan, sekutu Richard.
Nah itu tadi sedikit review tentang keakuratan sejarah yang ane dapat di wiki, kalau antum malah lebih ahli atau pakar sejarah tentang perang salib bisa di benerin lagi tuh ceritanya. Tapi intinya ya seperti digambarkan dalam filmnya itu (visualisasi-nya)
Yuk,,, kita lihat sekilas gambaran bagaimana sang Sholahuddin merebut “kerajaan Surga” dari tangan kaum salib,,,,
Perjuangan mengembalikan Al Quds ke pangkuan Islam,,,,,,,



alkisah, saat itu tentara kaum muslimin berjumlah sekitar 200.000 personil, jumlah yang cukup menggertak tentara salib waktu itu. Ditambah lagi perpecahan antara penguasa Kristen di tanah Jerusalem (Al Quds) semakin membuat kaum muslimin diatas angin.
Dan dimulailah serangan pertama pada malam hari,,,,,,,


Dari luar dinding pertahanan kota tentara kaum muslimin menembaki dengan peluru api yang di lempar dengan senjata berat seperti catapult dan trebuchet.
Dan pertempuranpun dilanjutkan keesokan harinya, setelah sholat subuh,,,,

Untuk bisa masuk ke dalam benteng tentu sangat sulit, maka diperlukan alat berat untuk mematahkannya. Disini tentara muslim menggunakan 2 jenis senjata, yaitu pendobrak pintu gerbang atau biasa disebut “battering ram” (atas) dan “tower” (bawah) untuk memanjat dinding benteng. Tapi dalam film KOH ini tower yang digunakan tentara islam berhasil dirubuhkan dengan senjata sejenis “ballista” yang di beri tali dan ketika tali tersebut tertarik batu yang di gantungkan di ujung satunya maka menara pun ikut roboh karena tertarik ballista tadi. Begitu juga dengan battering ram-nya, hancur karena terbakar kena minyak yang dijatuhkan dari atas gerbang.
Mungkin seharusnya konstruksi tower lebih lebar bagian bawahnya juga lebih berat agar sulit jatuh apabila ditarik dengan tali, dan seharusnya pasukan penyerbu garis depan yang berada diatas tower  adalah pasukan pemanah dan infanteri dengan perisai pelindung yang lebar agar lebih melindungi pasukan infanteri lain yang ada di belakangnya. Lebih baik lagi semua infanteri yang terlibat di barisan depan, samping kiri dan kanan dan yang ditengah merapatkan perisainya untuk bertahan dari hujan panah dan lemparan api pasukan musuh. Pemanah ditempatkan baris kedua setelah infanteri sehingga bisa mengantisipasi pelempar api musuh dari jarak jauh, dan infanteri bisa segera menyerbu dengan cepat apabila jaraknya sudah memungkinkan untuk merangsek masuk mengambil alih benteng.
Walaupun dalam film ini tentara islam gagal membobol benteng lewat atas, apakah tentara Islam menyerah ???
Tidak !!!
Dan pertempuranpun semakin sengit setelah pasukan muslimin berhasil merubuhkan salah satu bagian dinding benteng ,,, berikut ilustrasinya


Walaupun salah satu bagian tembok sudah jebol, tapi pasukan salib masih bisa menahan tentara muslim diluar sehingga merekapun belum bisa merangsek masuk kedalam benteng.
Karena lubang yang jebol tidak terlalu besar dan tentara salib menghadang merapat di dekat tembok yang jebol maka jumlah tentara muslim yang besar tidak akan ada gunanya, Kenapa? Karena pertempuran yang terjadi adalah face to face, jumlah yang besarpun tetap saja akan berhadapan secara satu lawan satu, dan ini akan sangat menguntungkan pihak tentara salib. Solusinya, mungkin sebagian besar tentara muslim yang berada diluar menghujani tentara salib yang menjadi pagar betis benteng yang rubuh itu dengan hujan panah dan batu (bisa dengan catapult), hal ini bisa membuat pagar betis tentara salib kocar-kacir dan kavaleri secara cepat bisa merangsek masuk kedalam dan membabat sisa pasukan salib yang masih ada, lalu infanteri harus segera masuk dan naik ke atas dinding benteng untuk membersihkan para pasukan pemanah yang pasti ditempatkan disana, pemanah yang berada diatas sangat membahayakan pasukan kavaleri ataupun infanteri yang ada di bawah. Setelah itu sabotase pintu gerbang utama, buka pintu dari dalam, dan seluruh pasukanpun bisa leluasa masuk kedalam benteng
Tapi yang digambarkan dalam film KOH ini adalah kalahnya tentara muslim karena belum juga bisa masuk kedalam kota. Alhasil Sholahuddin-pun terpaksa mengadakan perundingan dengan Balian (pemimpin sisa tentara salib yang bertahan di dalam kota). Walaupun sebenarnya apabila panglima Sholahuddin melanjutkan pertempuran sudah pasti Beliaulah yang menang, karena logistik pasukan salib yang ada didalam sangat sedikit, dan sholahuddin-pun sebenarnya hanya tinggal menunggu beberapa hari saja maka habislah seluruh penduduk kota karena menipisnya logistik mereka.
Tapi justru disinilah yang menunjukkan kehebatan sholahuddin sebagai panglima perang yang arif dan bijaksana, lho,,, gimana bisa?
Dalam perundingan antara pihak salib dengan sholahuddin, pihak salib mengancam akan membakar dan membabat habis seluruh penduduk yang ada di dalam kota Jerusalem, apabila sholahuddin bersi keras untuk menguasai dan mengambil alih kota suci tersebut, padahal sebagian besar penduduknya adalah orang-orangnya sendiri, kaum nashrani juga, ada anak-anak, wanita orang tua dll.
Tapi apa yang ditawarkan sang Sholahuddin? Bahkan si perunding dari pihak salib-pun sempat terkaget-kaget dan hampir tidak percaya apa yang ditawarkan sholahuddin kepada pihak musuh, yang intinya ,,,,,
“silakan kalian pergi meninggalkan kota yerusalem, pulanglah ketanah orang-orang Kristen (di eropa), bawalah harta benda kalian, kami akan menjamin keselamatan kalian, semuanya, anak-anak, wanita, orang tua, prajurit dan juga ratumu.Aku bersumpah atas nama Tuhan”
Lalu dari pihak salib-pun heran “dulu orang-orang Kristen membunuh semua orang islam yang berada dibalik tembok ini saat merebutnya” (bahkan dalam sepanjang perjalanan merebut kota yerusalem dari tangan kaum muslimin)
Lalu apa yang dikatakan Sholahuddin, “aku bukan orang-orang seperti itu, aku sholahuddin” (dalam film itu, narasinya kurang lebih seperti ini). Dan yang penting kenyataannya memang sholahuddin memberikan pembebasan dan jaminan keselamatan kepada seluruh orang Kristen saat itu. Itulah yang penting, tanpa rasa dendam pada kaum yang telah membantai saudaranya sesama muslim saat mereka merebut kota itu. Bahkan ia tidak ingin para penduduk sipil dari kalangan mereka-pun (Kristen) menjadi korban perang. Beliau membebaskan mereka.
Subhanalloh ,,,,,,,,, masih adakah panglima perang seperti beliau saat ini. Beliau tidak serta merta mementingkan hawa nafsunya, tidak sombong dan haus kemenangan padahal kemenangan sudah pasti berada ditanggannya. Ia menggambarkan islam dengan begitu indahnya, bisa bayangkan kalau sang sholahuddin lebih mementingkan hawa nafsunya dan haus akan kemenangan ???, apakah ia akan berkata seperti ini :
“apa,,,!!! mau bakar seluruh kota? Mau bantai semua penduduknya?!! Silakan….. emang gue pikirin. Kota, kota lu juga, orang-orangnya, orang lu juga, mau lu bakar kek, mau lu bantai kek, gua ga ada urusan, yang penting tu kota punya gua,,,,, dasar ga tau di untung lu,,, udah tau mau kalah malah ngancem lagi, tau ga,,,! Semalem lagi gua serbu, mampus lu semua, semalemnya lagi gua bisa bangun lagi tu kota, sadar ga lo, mampus, mampus lu semua !!!”
Tidak,,,,,, sekali lagi tidak. Bukan itu yang beliau ucapkan berabad-abad yang lalu saat mengambil alih kota Jerusalem, beliau lebih memilih perdamaian daripada peperangan yang bisa merugikan kedua belah pihak. Karena islam-lah yang mengajarkan demikian, islam adalah Rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi sekalian alam. Beliau lebih memilih jalan yang damai dan hal tersebut telah menunjukkan ke-arifan seseorang dimana ia bisa menyingkirkan nafsu duniawinya disaat ia berkesempatan. Orang-orang seperti inilah yang jika menjadi pemimpin maka ia akan menjadi pemimpin yang besar dan kuat.
Orang yang mengucapkan kata2 umpatan seperti diatas pasti bukanlah seorang pemimpin besar dan bukan orang yang kuat, karena ia lebih mementingkan hawa nafsunya (tahukan hadistnya?)
Alhasil, lihatlah,,,,,, selama sekian ratus tahun kota Jerusalem atau Al Quds berada dalam kekuasaan kaum muslimin, walaupun berganti-ganti generasi kekhalifahan. Al Quds tetap berada dalam kekuasaan kaum muslimin sampai beberapa tahun yang lalu lepas lagi,,, Kenapa? Apa yang terjadi?

Kamis, 09 Juni 2011

Ar Ruhul Jadid - Ar Ruhul Jadid

Berbekal Al-Qur'an hakiki kami berjuang menegakkan kehormatan. Meneruskan cita dan risalah para nabi. Hidup mulia atau mati sebagai syuhada. Arruhul jadid fi jasadil ummah
----------------
Download Nasyid:
Ar Ruhul Jadid - Ar Ruhul Jadid (mp3)

------------------
Lirik Nasyid:

Arruhul jadid fi jasadil ummah
Hai mujahid luluh lantakkan jiwa pendosa

Kami petualang mencari kebenaran
Mencari makna serta hakikat manusia
Kami berjuang menegakkan kehormatan
Hidup mulia atau mati sebagai syuhada

Kami berbekal alquran hakiki
Meneruskan cita dan risalah para nabi
Kami sandang julukan generasi ghuraba
Biar saatnya datang kami pimpin dunia

Kami semangat baru siap maju hancur semua musuh
Kami tentara Alloh siap korbankan harta bahkan jiwa

Kami serahkan semua hidup pada Alloh
Kami tekadkan tuk ikuti rasulullah
Usung panji ilahi iman kuat membaja
Hadapi tirani bebaskan umat dunia


jelasnya:
 

Alasan Sesungguhnya Mengapa Amerika Serikat Menyerang Iraq



Amerika Serikat tidak menyerang Iraq untuk minyak. Kenyataannya mereka telah menghabiskan miliaran dolar untuk perang ini dan yang paling banter mereka dapatkan ketika keluar dari Iraq adalah untuk mendapatkan uang mereka kembali. Jadi minyak hanyalah sebagai kompensasi besar saja

POLUGRI KHILAFAH : Menyebarkan Kebaikan dan Menyatukan Dunia


Oleh : Budi Mulyana, S.IP, M.SI
(Staf Pengajar Ilmu Hubungan Internasional UNIKOM Bandung)

6 Fakta Tentang Babi yang Perlu Kamu Ketahui



 Siapa yang tak mengenal binatang bermancung panjang dan memiliki lubang hidung yang khas ini? Babiadalah binatang yang jorok dan kotor. Suka memakan bangkai dan kotorannya sendiri maupun manusia. Sangat suka berada pada tempat yang kotor dan tidak suka berada di tempat yang bersih dan kering.

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Kitab Suci Alqur'an. Al-Maidah : 3)

Dari ebook yang ditulis oleh Yoga Permana Wijaya, ada beberapa fakta ilmiah mengenai babi yang penting untuk kita ketahui.

  1. Apakah anda tahu kalau babi tidak dapat disembelih di leher? Karena mereka tidak memiliki leher. Sesuai dengan anatomi alamiahnya.
  2. Konsumen daging babi sering mengeluhkan bau pesing pada daging babi. Menurut penelitian ilmiah, hal tersebut disebabkan karena praeputium babi sering bocor, sehingga urine babi merembes ke daging.
  3. Babi adalah hewan yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi hewan lain. Ia melahap semua makanan yang ada di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan kerakusannya. Ia tidak akan berhenti makan, bahkan memakan muntahannya. Ia memakan semua yang bisa dimakan di hadapannya walaupun itu adalah kotorannya sendiri.
  4. Ia memakan sampah busuk dan kotoran hewan. Babi adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar dan dalam waktu lama jika dibiarkan.
  5. Penyakit-penyakit cacing pita merupakan penyakit yang sangat berbahaya yang dapat terjadi karena mengonsumsi daging babi. Cacing berkembang di bagian usus 12 jari di tubuh manusia, dan beberapa bulan cacing itu akan menjadi dewasa. Jumlah cacing pita bisa mencapai sekitar ”1000 ekor dengan panjang antara 4 - 10 meter”, dan terus hidup di tubuh manusia dan mengeluarkan telurnya melalui BAB (buang air besar).
  6. Daging babi merupakan penyebab utama kanker anus & kolon. Persentase penderita penyakit ini di negara negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis, terutama di negara-negara Eropa, dan Amerika, serta di negara-negara Asia (seperti Cina dan India). Sementara di negara-negara Islam, persentasenya amat rendah,sekitar 1/1000.

PANGERAN CHARLES MEMELUK AGAMA ISLAM




Pewaris tahta kerajaan Inggris ini kian menunjukkan cintanya terhadap Islam. Benarkah ia memeluknya?
--------------------------------------------------------------------------

Tentu kabar ini sangat mengejutkan. Pewaris tahta kerajaan Inggris, Pangeran Charles, ditolak pihak Gedung Putih untuk melakukan kunjungan resmi ke Amerika, pertengahan Desember lalu. Alasannya, karena Pangeran Wales ini kerap melontarkan kritik terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat George W. Bush, yang sangat bernafsu menggelar serangan militer ke Irak.

Beberapa hari sebelum mengungkap rencana kunjungannya ke negeri Paman Sam, Charles juga menyurati Perdana Menteri Inggris Tonny Blair. Ia mengecam pedas sikap Blair yang terlalu membebek Bush menyangkut kebijakan atas Irak. Padahal, tindakan Blair tersebut sangat berbahaya dan tak didukung rakyat Inggris, bahkan dikritik oleh sebagian menteri kabinetnya.

Tak jelas bagaimana sikap Charles menanggapi penolakan tersebut. Namun atas sikapnya yang selalu kritis terhadap Bush dan Blair, itu semata lantaran tindakan kedua pemimpin tersebut berpotensi membuyarkan upaya yang telah dirintisnya dengan susah payah selama ini, untuk merangkul kalangan muslim, terutama di Inggris. Asal tahu saja, sudah beberapa tahun – dan lebih lagi pasca peristiwa 11 September 2001, mantan suami mendiang Lady Diana ini sangat getol berinteraksi dengan warga muslim, di tengah sikap dan pandangan miring kalangan Barat terhadap Islam.

Terakhir, Charles hadir dalam festival The Muslim News Awards for Exellence di London, 11 Desember lalu. Acara yang dihadiri 500 pemuka muslim Inggris ini merupakan ajang pemberian 14 penghargaan dalam berbagai kategori, kepada sejumlah tokoh dan perusahaan muslim yang telah memberi kontribusi bagi kehidupan muslim Inggris. Charles sendiri diberi kesempatan menyerahkan tiga penghargaan pertama.

Saat berpidato di sinilah Charles kembali mengungkap kritiknya terhadap kalangan yang selama ini menyamakan Islam dengan terorisme. “Bertahun-tahun saya berjuang membangun toleransi antar penganut agama dan komunitas yang beragam. Dan warga Inggris pun sangat mendukungnya. Namun sayang, masih ada saja yang merusaknya dengan menuduhkan stereotype buruk terhadap agama tertentu. Kini muncul pandangan yang menyamakan Islam dengan terorisme. Setiap orang yang waras pasti mengutuk terorisme, siapapun pelakukanya, dan apapun alasannya,” kata Charles, disambut gemuruh tepuk tangan hadirin.

Charles kemudian mengungkap tradisi kaum sufi muslim, yang salah satunya dikembangkan oleh Jalaluddin Rumi. “Di antara pesan-pesan sufisme adalah ihsan dan ikhlas, sebuah ajaran indah yang sangat saya sukai, sebuah antitesa terhadap kebencian dan anti-toleransi yang ditebarkan para teroris. Saya harap kita semua, baik penganut Kristen, Islam, Yahudi, Hindu, Sikh, bahkan yang atheis sekali pun, mengambil pelajaran dari tradisi sufi ini dengan segala kerendahan hati,” kata Charles lagi.

Boleh dibilang, menyusul peristiwa serangan 11 September, Charles lah pemimpin Barat yang pertama kali mengumandangkan dengan lantang sikap perlindungannya terhadap warga muslim, khususnya di Inggris. Dua minggu kemudian, misalnya, ia langsung mengunjungi sebuah masjid di timur kota London, untuk menenangkan jamaahnya. Saat itu, seperti dilaporkan Ahmed Versi, wartawan Muslim News yang berbasis di Inggris, warga muslim di sana memang sangat dihantui ketakutan, akibat hujatan dan serangan fisik yang dialami pasca peristiwa 11 September.

Bebera hari kemudian, Charles juga menghadiri jamuan makan malam dengan Bakir bin Ladin, saudara pemimpin Al-Qaidah, Usamah bin Ladin. Pertemuan yang dirancang Oxford Centre for Islamic Studies ini untuk membincangkan berbagai hal menyangkut Islam dan nasib umatnya, khususnya di Inggris. Charles adalah pelindung Oxford Centre, sedangkan Bakir dikabarkan kerap mengucurkan bantuan untuk lembaga yang getol mempromosikan toleransi antar agama itu. Keduanya akrab berdiskusi, karena dua bulan sebelumnya, mereka pernah bertemu pada sebuah acara pameran di London. Di sinilah Bakir diperkenalkan kepada Charles oleh seorang pangerang Arab Saudi.

Trauma Muslim Inggris

Maka wajarlah bila Charles kini sangat keki terhadap sikap Blair yang menghamba pada Bush. Sebab, meskipun telah berusaha keras merangkul warga muslim, tetap saja tindakan itu tak mampu menghapus trauma mereka terhadap pandangan miring dan sikap permusuhan Barat, lebih lagi setelah kekuatan militer Amerika menggempur Afghanistan – lalu kini Irak.

Simak saja, misalnya, hasil survey yang dilansir lembaga penelitian ICM, 24 Desember lalu. Survey yang diadakan lewat program 4’s Today radio BBC ini menunjukkan, bahwa 70 persen muslim Inggris menganggap perang melawan teror yang dikumandangkan Amerika dan Barat, sebetulnya adalah perang terhadap Islam. Hampir sepertiga dari responden mengaku pernah mendapat perlakuan kasar menyusul peristiwa 11 September. Sebanyak 84 persen responden mendesak Blair meminta persetujuan parlemen, jika ingin melibatkan Inggris dalam serangan militer ke Irak.

Mayoritas responden juga menganggap pemimpin Barat tak berhak menuding jaringan Al-Qaidah sebagai pelaku serangan 11 September dan ledakan bom Legian, Bali, karena mereka tak pernah menunjukkan bukti yang kuat. Mungkin saking kesalnya atas tuduhan tak berbukti itu, 11 persen responden mengaku sah-sah saja jika Al-Qaidah kemudian menuntut balas dengan menyerang Amerika. Sedangkan 8 persennya membenarkan serangan terhadap Inggris, jika Al-Qaidah mau. “Saya tidak kaget bila mereka menjustifikasi serangan ke Inggris atau Amerika, meskipun saya pikir itu salah,” kata Bashir Maan, tokoh muslim wilayah Glasgow.

Sebagian besar responden juga menilai, bahwa pemimpin dunia yang layak masuk daftar “poros setan”, adalah Bush, Blair dan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon. Israel dikategorikan sebagai negara setan, karena memiliki senjata pemusnah massal, dan jauh lebih berbahaya ketimbang Irak, Iran atau Afghanistan. Menurut responden, sikap ngotot ketiga negara poros setan ini – khususnya Amerika, untuk menggempur Irak meskipun tim inspeksi PBB tak menemukan senjata pemusnah massal, adalah bukti kuat bahwa mereka ingin menghantam negeri muslim.

Charles dan Islam

Itulah yang membuat Charles bersedih, lantaran proyek besarnya ditelikung oleh ambisi busuk “kawan-kawannya” sendiri. Padahal Charles selama ini tak saja mengungkap simpatinya terhadap Islam – dengan meluangkan waktu untuk mempelajari ajarannya, ia pun membentuk sejumlah lembaga kajian Islam. Selain Oxford Centre tadi, ia juga membentuk yayasan Virtual Islamic and Tradition Art (VITA) yang bermarkas di sebuah masjid timur kota London.

Kecintaannya terhadap Islam, mulai terkuak ketika ia berpidato di Oxford Centre for Islamic Studies 27 Oktober 1993, dengan tajuk “Islam dan Barat”. Penganut Anglikan ini mengajak Barat untuk tidak menghakimi Islam sebagai ekstrimis-fundamentalis, barbar dan meminggirkan kaum wanita. Ia mendesak Barat untuk tidak berasumsi bahwa modernitas dan materialisme adalah jalan terbaik menuju peradaban. Menurutnya, Barat justru berhutang banyak terhadap peradaban Islam, yang secara historis pernah menjadi pusat ilmu dan kebijakan. Dan akhirnya, ia mengajak kedua pihak untuk berdiri sejajar dalam kesepahaman dan toleransi, guna menghadapi problem masa depan yang lebih besar.

Pada 13 Desember 1996, Charles tampil lagi pada sebuah seminar yang dihadiri para pakar Timur Tengah di West Sussex, Inggris Selatan, dengan pidato berjudul "Membangun Jembatan antara Islam dan Barat". Ia menganjurkan agar guru-guru muslim semakin banyak dipekerjakan, biar anak-anak Inggris dapat mempelajari nilai-nilai Islam. Menurutnya, meskipun di seluruh dunia orang berlomba belajar bahasa Inggris, namun Barat perlu diajari lagi oleh guru-guru muslim bagaimana menggunakan hati, seperti menggunakan akal. Ia bahkan merekomendasikan program pertukaran guru antara Inggris dan Timur Tengah. Dua hari kemudian pada seminar yang sama, Charles kembali membawakan makalah berjudul “Spiritualitas Islam dan Kemerosotan Barat”. Lagi-lagi ia menganjurkan pemahaman Islam, di tengah ancaman kemerosotan moral dan peradaban Barat.

Masih banyak lagi ungkapan simpati dan ketertarikan Charles kepada Islam dalam berbagai kesempatan. Pada awal November 2001, ketika Amerika menggelar mesin perangnya di Afganistan, Charles berpidato dengan tajuk “Derita Para Pengungsi Afghanistan”, pada acara pengumpulan dana yang digelar warga muslim Inggris di London. Seolah menyindir Amerika, Charles mengatakan bahwa tindak kekerasan adalah buah dari kebodohan dan rasa takut. 23 hari kemudian, Charles kembali berpidato pada acara peresmian London Muslim Centre Project. Berjudul “Teladan Bagi Semua Agama”, lagi-lagi ia menegaskan perlunya agama-agama lain belajar dari Islam.

Boleh jadi kekaguman Charles terhadap Islam ditumbuhkan pula oleh kenyataan yang disaksikan dalam berbagai kunjungannya ke sejumlah negeri muslim. Dalam setahun, ia pernah dua kali berkunjung ke Maroko, Mesir, Bosnia dan Uzbekistan. Charles tak pernah luput melawat masjid dan tempat-tempat ziarah keagamaan. Di Uzbekistan, tak segan ia mengenakan pakaian muslim saat menghadiri prosesi sebuah pernikahan, dan menyimak dengan seksama ketika seorang mufti menerangkan sejarah Al-Qur’an tertua milik khalifah Usman bin Affan dalam kunjungannya ke museum Al-Qur’an. Minat yang sama tampak ketika ia mengunjungi masjid Tashkent dan madrasah Imam Bukhari.

Sebuah kabar burung sempat merebak dan ditulis sejumlah koran Inggris, bahwa Charles memeluk Islam setelah bertemu dengan mufti besar Syaikh Nazim Adil di Syprus. Tak pernah ada komentar dari Charles, sedangkan Syaikh Nazim cuma tersenyum, sambil mengungkap kisah-kisah historis. Bahwa para leluhur dinasti muslim Saljuk, awalnya non muslim. Holagu, anak Jengis Khan, yang memporakporandakan dinasti Abbasiyah di Baghdad, melahirkan keturunan Timur Lenk, yang kerajaan Islamnya, Timuriah, menjadi pusat peradaban. Beberapa dari Wali Sanga di Jawa, juga keturunan raja Majapahit yang Hindu.

Tentu wacana soal muslim atau tidaknya Pangeran Charles tidaklah penting. Yang lebih diperlukan adalah upayanya lebih gigih untuk membangun toleransi antar umat beragama, dan memberikan hak dan kebebasan hidup yang layak bagi warga muslim di Inggris, sebagaimana diberikan kepada warga lain non muslim. Dan tentu, Pangeran, Anda wajib menyadarkan “kawan-kawan” Anda sesama pemimpin Barat, untuk tidak mengumbar stigma buruk terhadap Islam dan umatnya.

Muna Galbia Maulida
Insani-10, Februari 2003

Senin, 06 Juni 2011

Pesan untuk Mujahid...

Hukum Memelihara Binatang:

Beliau Ditanya : Apa hukum orang yang mengumpulkan burung-burung dan meletakannya di dalam kandang agar anak-anaknya dapat bermain-main dengannya ?

Maka beliau menjawab : “Tidak ada yang salah dengan hal itu,apabila dia menyiapkan untuknya dari perkara-perkara yang harus (diberikan) dari makanan dan minuman. karena sesungguhnya hukum asal di dalam perkara yang semisal ini adalah halal. dan tidak ada dalil yang menyelisihi (hukum asal) sepengetahuan kami. Wallahu waliyu Taufiq

Sumber : Fatwa Ulama Baladil Harom Hal. 1793

Akan tetapi di fatwa yang lain beliau menambah satu syarat :

“apabila tidak menganggu siapa-siapa, tidak mengganggu tetangganya ataupun selain mereka”