Cari Blog Ini

Aku Akan Datang...

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah 2:218

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah 2:218
"Akan senantiasa ada sekelompok kecil dari umatku yang berperang membela kebenaran, mereka akan mendapatkan kemenangan hingga datangnya hari kiamat."(HR.MUSLIM)

Sabtu, 30 April 2011

Dosa-Dosa Media Amerika




Kategori Politik,Sejarah,Hukum
Publisher UFUK PRESS
ISBN 979-333-01-6-3
Judul Dosa-Dosa Media Amerika (R2)

Sinopsis
"Mengungkap Fakta Tersembunyi Kejahatan Media Barat Bukan Apa Yang Mereka Katakan, Melainkan Apa Yang Mereka Tidak Katakan

PNAC (Project for a New American Century) menguasai pemerintah Amerika. Mereka memiliki banyak motif yang membuka pintu bagi terjadinya serangan 9/11.
****
Tentara AS tertawa sambil menari-nari mengelilingi tubuh warga sipil Irak yang tewas bersimbah darah.
****
AS menahan bocah 11 tahun di penjara Abu Ghraib. Mantan komandan AS mengatakan berdasarkan investigasi umum, terjadi penganiayaan di penjara itu.
****
Para polisi Inggris yang beroperasi di Basrah menyiksa setidaknya dua orang warga sipil hingga mati dengan menggunakan bor listrik.
****
AS mengambil keuntungan dari merebaknya perdagangan opium di Afghanistan.
****
Seorang tahanan di Guantanamo pada bulan April 2003 melaporkan kepada FBI bahwa ia dipaksa berdiri telanjang di hadapan seorang interogator wanita.
****
Pentagon mengakui lima tindakan “pelecehan” Al-Quran
****
Serangkaian aksi pengeboman di Indonesia tampaknya lebih merupakan kampanye terselubung intelijen Barat dan media untuk memberi kesan bahwa Indonesia adalah negara teroris. Mereka mengobarkan kemarahan kelompok-kelompok Muslim lokal dengan menyebarkan fitnah demi fitnah.
****
Virus HIV AIDS itu asal mulanya bukan dari simpanse, tapi ciptaan para ilmuwan yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis tertentu.
****
Fluorida yang terkandung dalam pasta gigi untuk jangka panjang membahayakan kesehatan. Tapi, selama 50 tahun lebih, pemerintah dan media AS menganjurkan fluorida sebagai sarana yang aman dan efektif untuk mencegah gigi berlubang.
****
Senjata pemusnah massal milik AS, seperti tabung uranium, jarang sekali disebutkan media Amerika, tak terkecuali dampak jangka panjangnya.
*****
Pernahkah Anda mendengar berita atau ulasan di atas lewat CNN, Fox News, ABC, CNBC, BBC, atau media utama barat lainnya yang umumnya kemudian juga di-relay media TV lokal di negara-negara lain, termasuk di Indonesia? Tentu saja tidak! Karena mereka hanya melaporkan berita-berita yang mengharumkan nama pemerintah AS sementara kebenaran yang barangkali akan mengotori citra itu disingkirkan. Apakah ini yang disebut jurnalisme? Tentu saja bukan! Ini hanyalah manipulasi pikiran.
Lewat riset pribadi yang mendalam dan meyakinkan, Jerry D. Gray menemukan banyak fakta mengenai media televisi korporat (terutama di Amerika Serikat). Peristiwa-peristiwa dunia yang kerap kita saksikan lewat berita televisi telah dipelintir, penuh dengan kebohongan, dan tipuan. Media korporat Amerika telah mengalami pergeseran dari sarana yang melaporkan berita aktual menjadi mesin propaganda yang setia mendukung presiden dan pemerintah AS, terlepas keliru maupun benar. Bacalah, buka mata Anda, pelajarilah kesejatian media barat. Setelah itu, barulah Anda bisa melihat dunia secara jernih lewat mata Anda sendiri, bukan mata mereka.

Kamis, 21 April 2011

Mengenal Yahudi Anti Zionisme Israel

 

 

Selama ini kita hanya mengenal dan tahu kalau semua Yahudi adalah sama. Kaum Yahudi membantai umat Islam di Palestina. Yahudi biang kerok dari penjajahan terhadap bumi Palestina dan banyak lagi stigma yang tidak bagus yang disematkan terhadap kaum yang namanya Yahudi. Tapi ternyata tidak semua Yahudi seperti itu, bahkan ada Yahudi yang menentang agresi militer dan penjajahan Israel ke Palestina. Dan tulisan berikut sedikit menjelaskan Yahudi yang anti terhadap Zionis Israel (Jews Againts Zionism)
Neturei Karta
Neturei Karta (Bahasa Aram yang secara harfiah berarti Penjaga Kota) adalah organisasi tertua yang menentang gerakan dan ideologi zionisme. Dimulai pada abad ke-18, dengan pelopornya adalah kelompok Yahudi Ortodoks yang dipimpin oleh Rabbi Yisroel ben Eliezer(27 Agustus 1698-22 Mei 1760).
Neturei Karta kerap menyebut diri mereka sebagai Perserikatan Yahudi Penentang Zionis, dibentuk secara resmi pada 1935 sebagai reaksi atas munculnya Zionisme dan rencana pembentukan negara Israel. Penentangan itu dilatarbelakangi keyakinan bahwa pembentukan negara Israel hanya diperbolehkan pada saat kedatangan sang juru selamat (Messiah/Imam Mahdi).
Pada awalnya anggota organisasi ini terkonsentrasi di Yerusalem. Kemudian, mereka menyebar sampai London, New York, berbagai kota di Amerika Utara dan juga di Lithuania. Mereka menilai kaum zionis yang dianggap sekuler, telah mengotori Tembok Ratapan.
Sejumlah pemimpin organisasi ini punya kedekatan hubungan dengan Iran.Mereka menganggap Iran sebagai sahabat karena melihat pemerintahannya bersikap cukup adil terhadap warga minoritas Yahudi yang hidup di sana.
Presiden Ahmadinejad termasuk tokoh yang dekat kelompok Neturei Karta ini - bahkan dalam satu kunjungan Neturei Karta ke Iran beberapa waktu lalu, beberapa tokoh Neturei Karta secara demonstratif memeluk dan mencium pipi Presiden Mahmud Ahmadinejad. Peristiwa itu diabadikan para fotografer yang menyebarkan gambarnya ke seluruh dunia. (Ini untuk mengklarifikasi berita tentang Ahmadinejad mesra dengan Yahudi).
Ulama terkemuka Syaikh Yusuf Qardawi tahun lalu juga menerima kedatangan tamu dari Neturei Karta ini, bahkan Qardawi mengatakan "Ummat Islam menentang penjajahan dan gerakan Zionisme yang menindas, bukan orang-orang Yahudi".
Kaum Zionis-Yahudi yang tinggal di New York yang menamakan diri mereka Jewish Defense League -  beberapa waktu lalu menyatakan perang terhadap seluruh anggota Neturei Karta dan pada bulan awal April 2007 rumah anggota dari Neturei Karta Arson New York dihancurkan oleh kelompok ini.
Salah satu tokoh Neturei Karta dan juga merupakan juru bicara Neturei Karta Internasional – Rabbi Yisroel Dovid Weiss (pernah datang ke Indonesia atas undangan mahasiswa UI pada waktu seminar Internasional tentang Palestina) mengatakan :
 
“Zionisme adalah ajaran yang mengkhianati Yudaisme! Zionisme adalah kepercayaan setan”. Secara tegas juga dia menyatakan kalau tanah Palestina adalah milik dari bangsa Palestina, dan mereka mendukung penuh kemerdekaan bangsa Palestina dari penjajahan Zionis Israel serta meminta supaya penjajahan Zionis Israel atas Palestina segara diakhiri. (baca juga Eramuslim Digest edisi Genesis of Zionism 1 )
International Jewish anti-Zionist Network (IJAN)
IJAN merupakan jaringan internasional orang Yahudi yang berkomitmen untuk memperjuangan kemerdekaan rakyat Palestina dari penjajahan Zionis Israel. Berbeda dengan Neturei Karta, IJAN tidak berisi kumpulan Rabbi yahudi.
Dari Polandia ke Irak, dari Argentina ke Afrika Selatan, dari Brooklyn ke Mississippi, IJAN telah memperjuangkan keadilan, dan keinginan mereka untuk mewujudkan dunia baru. IJAN berpartisipasi dengan jelas dalam memperjuangan gerakan hak-hak sipil, dalam perjuangan melawan apartheid Afrika Selatan, dan dalam perjuangan melawan fasisme di Eropa, dan banyak lainnya dalam hal gerakan untuk perubahan sosial dan politik. Termasuk berjuang dalam menentang berdirinya negara Zionis Israel.
Komitmen IJAN : Menentang Zionisme dan Negara Israel, Menolak kolonialisme dan warisan kolonialisme, Menentang organisasi Zionis, berkomitmen bekerja dan solidaritas terhadap keadilan.
Pada waktu agresi militer Israel ke jalur Gaza, IJAN turut aktif melakukan demonstrasi menentang aksi tersebut. Di San Francisco-Amerika Serikat, mereka melakukan aksi dengan memblokir jalan masuk ke konsulat Israel.
Selain Neturei Karta, IJAN masih banyak lagi orang-orang Yahudi yang menentang dan menelanjangi segala kejahatan Zionis Israel seperti Noam Chomsky, Prof.Norman G. Finkelstein, Profesor Israel Shahak dan masih banyak lagi.
Tapi walau bagaimanapun, kita sebagai umat Islam tetap harus meyakini kebenaran Al-Quran dan Sunnah. Al-Quran telah menyatakan :" Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang YAHUDI dan orang-orang musyrik" (QS Al-Maidah ayat 82) (fq/berbagai sumber)

Rabu, 20 April 2011

Hukum Islam Tentang Daging Kuda

Dari Jabir berkata: "Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam 
melarang pada perang khaibar dari (makan) daging khimar dan memperbolehkan 
daging kuda". [Hadits Riwayat Bukhori no. 4219 dan Muslim no. 1941]

Dalam riwayat lain disebutkan begini.

"Artinya : Pada perang Khaibar, mereka meneyembelih kuda, bighal dan khimar. 
Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang dari bighal dan khimar 
dan tidak melarang dari kuda" [Shahih. HR Abu Daud (3789), Nasa'i (7/201), 
Ahmad (3/356), Ibnu Hibban (5272), Baihaqi (9/327), Daraqutni (4/288-289) dan 
Al-Baghawi dalam Syarhu Sunnah no. 2811]


Di dalam agama Islam terdapat dua kelompok fuqoha' yang berbeda pendapat 
tentang hukum memakan daging kuda. Akan tetapi fuqoha' yang mengatakan bahwa 
daging kuda halal, alasannya lebih jelas dan kuat. Dalil-dalilnya:

   1. Jabir berkata bahwa Nabi saw melarang kita untuk memakan daging keledai 
(humur al-Ahliyah) dan mengizinkan kita untuk memakan daging kuda, hal ini 
terjadi ketika perang Khoibar berkecamuk.(Muttafaq 'Alaihi)
   2. Abu Dawud dan Nasa'i meriwayatkan bahwa suatu hari Nabi saw bersama para 
sahabatnya memakan daging kuda dan melarang para sahabat untuk memakan daging 
keledai (humur al-ahliyah).
   3. Daar al-Quthni meriwayatkan bahwa para sahabat pernah memakan daging kuda 
serta meminum susunya, hal ini terjadi ketika mereka sedang melakukan 
perjalanan bersama Nabi.
   4. Asma' binti Abu bakar berkata: "Pada zaman Nabi saw kita pernah 
menyembelih seekor kuda dan ketika itu kami berada di Madinah dan kemudian kami 
memakannya. (Mutafaq 'alaihi).
   5. Ahmad berkata: "Kita pernah menyembelih seekor kuda di zaman Nabi saw dan 
kemudian memakannya berserta ahlu bait Nabi. 

Inilah hadis-hadis yang menerangkan bahwa daging kuda adalah halal dimakan. 
Sedangkan hadis yang melandasi keharamannya adalah:

   1. Rasululloh melarang kita untuk memakan daging keledai, kuda dan peranakan 
dari keduanya.
   2. Nabi saw melarang kita untuk memakan daging kuda pada waktu perang 
Khoibar. 


Bukhori mengatakan bahwa hadis pertama adalah hadis mudthorib, karena di dalam 
sanadnya terdapat Ikrimah bin Umar yang dianggap oleh para ahli hadis sebagai 
tidak dapat dipercaya. Sedangakan hadis kedua, menurut para ahli hadis tersebut 
termasuk 'syadz' dan munkar.

Dengan demikian tetaplah kehalalan daging kuda.

Sejarah Berkobarnya Perang Badar dan Kemenangan Kaum Muslim

Suatu ketika terdengarlah kabar di kalangan kaum muslimin Madinah bahwa Abu Sufyan beserta kafilah dagangnya, hendak berangkat pulang dari Syam menuju Mekkah.
Jalan mudah dan terdekat untuk perjalanan Syam menuju Mekkah harus melewati Madinah. Kesempatan berharga ini dimanfaatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat untuk merampas barang dagangan mereka. Harta mereka menjadi halal bagi kaum muslimin. Mengapa demikian? Bukankah harta dan darah orang kafir yang tidak bersalah itu haram hukumnya?
Setidaknya ada dua alasan yang menyebabkan harta Orang kafir Quraisy tersebut halal bagi para sahabat:
1. Orang-orang kafir Quraisy statusnya adalah kafir harbi, yaitu orang kafir yang secara terang-terangan memerangi kaum muslimin, mengusir kaum muslimin dari tanah kelahiran mereka di Mekah, dan melarang kaum muslimin untuk memanfaatkan harta mereka sendiri.
2. Tidak ada perjanjian damai antara kaum muslimin dan orang kafir Quraisy yang memerangi kaum muslimin.
Dengan alasan inilah, mereka berhak untuk menarik kembali harta yang telah mereka tinggal dan merampas harta orang musyrik.
Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat bersama tiga ratus sekian belas shahabat. Para ahli sejarah berbeda pendapat dalam menentukan jumlah pasukan kaum muslimin di perang badar. Ada yang mengatakan 313, 317, dan beberapa pendapat lainnya. Oleh karena itu, tidak selayaknya kita berlebih-lebihan dalam menyikapi angka ini, sehingga dijadikan sebagai angka idola atau angka keramat, semacam yang dilakukan oleh LDII yang menjadikan angka 313 sebagai angka keramat organisasi mereka dengan anggapan bahwa itu adalah jumlah pasukan Badar.
Di antara tiga ratus belasan pasukan itu, ada dua penunggang kuda dan 70 onta yang mereka tunggangi bergantian. 70 orang di kalangan Muhajirin dan sisanya dari Anshar.
Sementara di pihak lain, orang kafir Quraisy ketika mendengar kabar bahwa kafilah dagang Abu Sufyan meminta bantuan, dengan sekonyong-konyong mereka menyiapkan kekuatan mereka sebanyak 1000 personil, 600 baju besi, 100 kuda, dan 700 onta serta dengan persenjataan lengkap. Berangkat dengan penuh kesombongan dan pamer kekuatan di bawah pimpinan Abu Jahal.
Allah Berkehendak Lain
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para shahabat keluar dari Madinah dengan harapan dapat menghadang kafilah dagang Abu Sufyan. Merampas harta mereka sebagai ganti rugi terhadap harta yang ditinggalkan kaum muhajirin di Makah. Meskipun demikian, mereka merasa cemas bisa jadi yang mereka temui justru pasukan perang. Oleh karena itu, persenjataan yang dibawa para shahabat tidaklah selengkap persenjataan ketika perang. Namun, Allah berkehendak lain. Allah mentakdirkan agar pasukan tauhid yang kecil ini bertemu dengan pasukan kesyirikan. Allah hendak menunjukkan kehebatan agamanya, merendahkan kesyirikan. Allah gambarkan kisah mereka dalam firmanNya:
وَإِذْ يَعِدُكُمُ اللَّهُ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ وَيُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjata-lah yang untukmu (kamu hadapi, pent. Yaitu kafilah dagang), dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir.” (Qs. Al Anfal: 7)
Demikianlah gambaran orang shaleh. Harapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat tidak terwujud. Mereka menginginkan harta kafilah dagang, tetapi yang mereka dapatkan justru pasukan siap perang. Kenyataan ini memberikan pelajaran penting dalam masalah aqidah bahwa tidak semua yang dikehendaki orang shaleh selalu dikabulkan oleh Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, tidak ada yang mampu mengendalikan keinginan Allah. Sehebat apapun keshalehan seseorang, setinggi apapun tingkat kiyai seseorang sama sekali tidak mampu mengubah apa yang Allah kehendaki.
Keangkuhan Pasukan Iblis
Ketika Abu Sufyan berhasil meloloskan diri dari kejaran pasukan kaum muslimin, dia langsung mengirimkan surat kepada pasukan Mekkah tentang kabar dirinya dan meminta agar pasukan Mekkah kembali pulang. Namun, dengan sombongnya, gembong komplotan pasukan kesyirikan enggan menerima tawaran ini. Dia justru mengatakan,
“Demi Allah, kita tidak akan kembali sampai kita tiba di Badar. Kita akan tinggal di sana tiga hari, menyembelih onta, pesta makan, minum khamr, mendengarkan dendang lagu biduwanita sampai masyarakat jazirah arab mengetahui kita dan senantiasa takut kepada kita…”
Keangkuhan mereka ini Allah gambarkan dalam FirmanNya,
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَرِئَاءَ النَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَاللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan…” (Qs. Al-Anfal: 47)
Mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan itu di bawah pengaturan Allah, karena ditutupi dengan kesombongan mereka. Mereka tidak sadar bahwa Allah kuasa membalik keadaan mereka. Itulah gambaran pasukan setan, sangat jauh dari kerendahan hati dan tawakal kepada Yang Kuasa.
Kesetiaan yang Tiada Tandingnya
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa yakin bahwa yang nantinya akan ditemui adalah pasukan perang dan bukan kafilah dagang, beliau mulai cemas dan khawatir terhadap keteguhan dan semangat shahabat. Beliau sadar bahwa pasukan yang akan beliau hadapi kekuatannya jauh lebih besar dari pada kekuatan pasukan yanng beliau pimpin. Oleh karena itu, tidak heran jika ada sebagian shahabat yang merasa berat dengan keberangkatan pasukan menuju Badar. Allah gambarkan kondisi mereka dalam firmanNya,
كَمَا أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْ بَيْتِكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لَكَارِهُونَ
“Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya.” (Qs. Al Anfal: 5)
Sementara itu, para komandan pasukan Muhajirin, seperti Abu Bakr dan Umar bin Al Khattab sama sekali tidak mengendor, dan lebih baik maju terus. Namun, ini belum dianggap cukup oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau masih menginginkan bukti konkret kesetiaan dari shahabat yang lain. Akhirnya, untuk menghilangkan kecemasan itu, beliau berunding dengan para shahabat, meminta kepastian sikap mereka untuk menentukan dua pilihan: (1) tetap melanjutkan perang apapun kondisinya, ataukah (2) kembali ke madinah.
Majulah Al Miqdad bin ‘Amr seraya berkata, “Wahai Rasulullah, majulah terus sesuai apa yang diperintahkan Allah kepada anda. Kami akan bersama anda. Demi Allah, kami tidak akan mengatakan sebagaimana perkataan Bani Israil kepada Musa: ‘Pergi saja kamu, wahai Musa bersama Rab-mu (Allah) berperanglah kalian berdua, kami biar duduk menanti di sini saja. [1]‘” Kemudian Al Miqdad melanjutkan: “Tetapi pegilah anda bersama Rab anda (Allah), lalu berperanglah kalian berdua, dan kami akan ikut berperang bersama kalian berdua. Demi Dzat Yang mengutusmu dengan kebenaran, andai anda pergi membawa kami ke dasar sumur yang gelap, kamipun siap bertempur bersama engkau hingga engkau bisa mencapai tempat itu.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan komentar yang baik terhadap perkataan Al Miqdad dan mendo’akan kebaikan untuknya. Selanjutnya, majulah Sa’ad bin Muadz radhiyallahu ‘anhu, komandan pasukan kaum anshar.
Sa’ad mengatakan, “Kami telah beriman kepada Anda. Kami telah membenarkan Anda. Andaikan Anda bersama kami terhalang lautan lalu Anda terjun ke dalam lautan itu, kami pun akan terjun bersama Anda….” Sa’ad radhiyallahu ‘anhujuga mengatakan, “Boleh jadi Anda khawatir, jangan-jangan kaum Anshar tidak mau menolong Anda kecuali di perkampungan mereka (Madinah). Sesungguhnya aku berbicara dan memberi jawaban atas nama orang-orang anshar. Maka dari itu, majulah seperti yang Anda kehendaki….”
Di Sudut Malam yang Menyentuh Jiwa…
Pada malam itu, malam jum’at 17 Ramadhan 2 H, Nabi Allah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih banyak mendirikan shalat di dekat pepohonan. Sementara Allah menurunkan rasa kantuk kepada kaum muslimin sebagai penenang bagi mereka agar bisa beristirahat. Sedangkan kaum musyrikin di pihak lain dalam keadaan cemas. Allah menurunkan rasa takut kepada mereka. Adapun Beliau senantiasa memanjatkan do’a kepada Allah. Memohon pertolongan dan bantuan dari-Nya. Di antara do’a yang dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berulang-ulang adalah,
“…Ya Allah, jika Engkau berkehendak (orang kafir menang), Engkau tidak akan disembah. Ya Allah, jika pasukan yang kecil ini Engkau binasakan pada hari ini, Engkau tidak akan disembah…..”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulang-ulang do’a ini sampai selendang beliau tarjatuh karena lamanya berdo’a, kemudian datanglah Abu Bakar As Shiddiq radhiyallahu ‘anhu memakaikan selendang beliau yang terjatuh sambil memeluk beliau… “Cukup-cukup, wahai Rasulullah…”
Tentang kisah ini, diabadikan Allah dalam FirmanNya,
إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلَائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آَمَنُوا سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوا فَوْقَ الْأَعْنَاقِ وَاضْرِبُوا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ (12) ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ شَاقُّوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَمَنْ يُشَاقِقِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (13)
“Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya.” (Qs. Al Anfal: 12-13)
Bukti kemukjizatan Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
Seusai beliau menyiapkan barisan pasukan shahabatnya, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan di tempat pertempuran dua pasukan. Kemudian beliau berisyarat, “Ini tempat terbunuhnya fulan, itu tempat matinya fulan, sana tempat terbunuhnya fulan….”
Tidak satupun orang kafir yang beliau sebut namanya, kecuali meninggal tepat di tempat yang diisyaratkan beliaushallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bara Peperangan Mulai Menyala
Yang pertama kali menyulut peperangan adalah Al Aswad Al Makhzumi, seorang yang berperangai kasar dan akhlaknya buruk. Dia keluar dari barisan orang kafir sambil menantang. Kedatangannya langsung disambut oleh Hamzah bin Abdul Muthallib radhiyallahu ‘anhu. Setelah saling berhadapan, Hamzah radhiyallahu ‘anhu langsung menyabet pedangnya hingga kaki Al Aswad Al Makhzumi putus. Setelah itu, Al Aswad merangkak ke kolam dan tercebur di dalamnya. Kemudian Hamzah menyabetkan sekali lagi ketika dia berada di dalam kolam. Inilah korban Badar pertama kali yang menyulut peperangan.
Selanjutnya, muncul tiga penunggang kuda handal dari kaum Musyrikin. Ketiganya berasal dari satu keluarga. Syaibah bin Rabi’ah, Utbah bin Rabi’ah, dan anaknya Al Walid bin Utbah. Kedatangan mereka ditanggapi 3 pemuda Anshar, yaitu Auf bin Harits, Mu’awwidz bin Harits, dan Abdullah bin Rawahah. Namun, ketiga orang kafir tersebut menolak adu tanding dengan tiga orang Anshar dan mereka meminta orang terpandang di kalangan Muhajirin. Kemudian Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Ali, Hamzah, dan Ubaidah bin Harits untuk maju. Ubaidah berhadapan dengan Al Walid, Ali berhadapan dengan Syaibah, dan Hamzah berhadapan dengan Utbah. Bagi Ali dan Hamzah, menghadapi musuhnya tidak ada kesulitan. Lain halnya dengan Ubaidah. Masing-masing saling melancarkan serangan, hingga masing-masing terluka. Kemudian lawan Ubaidah dibunuh oleh Ali radhiyallahu ‘anhu. Atas peritiwa ini, Allah abadikan dalam firmanNya,
هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ
“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka (Allah)…” (Qs. Al Hajj: 19)
Selanjutnya, bertemulah dua pasukan. Pertempuran-pun terjadi antara pembela Tauhid dan pembela syirik. Mereka berperang karena perbedaan prinsip beragama, bukan karena rebutan dunia. Sementara itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di tenda beliau, memberikan komando terhadap pasukan. Abu Bakar dan Sa’ad bin Muadz radhiyallahu ‘anhuma bertugas menjaga beliau. Tidak pernah putus, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa melantunkan do’a dan memohon bantuan dan pertolongan kepada Allah. Terkadang beliau keluar tenda dan mengatakan, “Pasukan (Quraisy) akan dikalahkan dan ditekuk mundur…”
Beliau juga senantiasa memberi motivasi kepada para shahabat untuk berjuang. Beliau bersabda, “Demi Allah, tidaklah seseorang memerangi mereka pada hari ini, kemudian dia terbunuh dengan sabar dan mengharap pahala serta terus maju dan pantang mundur, pasti Allah akan memasukkannya ke dalam surga.”
Tiba-tiba berdirilah Umair bin Al Himam Al Anshari sambil membawa beberapa kurma untuk dimakan, beliau bertanya,“Wahai Rasulullah, apakah surga lebarnya selebar langit dan bumi?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,“Ya.” Kemudian Umair mengatakan: “Bakh…Bakh… (ungkapan kaget). Wahai Rasulullah, antara diriku dan aku masuk surga adalah ketika mereka membunuhku. Demi Allah, andaikan saya hidup harus makan kurma dulu, sungguh ini adalah usia yang terlalu panjang. Kemudian beliau melemparkan kurmanya, dan terjun ke medan perang sampai terbunuh.”
Dalam kesempatan yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil segenggam pasir dan melemparkannya ke barisan musuh. Sehingga tidak ada satu pun orang kafir kecuali matanya penuh dengan pasir. Mereka pun sibuk dengan matanya sendiri-sendiri, sebagai tanda kemukjizatan Beliau atas kehendak Dzat Penguasa alam semesta.
Kuatnya Pengaruh Teman Dekat Dalam Hidup
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk membunuh Abul Bakhtari. Karena ketika di Mekkah, dia sering melindungi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang memiliki inisiatif untuk menggugurkan boikot pada Bani Hasyim. Suatu ketika Al Mujadzar bin Ziyad bertemu dengannya di tengah pertempuran. Ketika, itu Abul Bakhtari bersama rekannya. Maka, Al Mujadzar mengatakan, “Wahai Abul Bakhtari, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami untuk membunuhmu.”
“Lalu bagaimana dengan temanku ini?”, tanya Abul Bakhtari
“Demi Allah, kami tidak akan membiarkan temanmu.” Jawab Al Mujadzar.
Akhirnya mereka berdua melancarkan serangan, sehingga dengan terpaksa Al Mujadzar membunuh Abul Bakhtari.
Kemenangan Bagi Kaum Muslimin
Singkat cerita, pasukan musyrikin terkalahkan dan terpukul mundur. Pasukan kaum muslimin berhasil membunuh dan menangkap beberapa orang di antara mereka. Ada tujuh puluh orang kafir terbunuh dan tujuh puluh yang dijadikan tawanan. Di antara 70 yang terbunuh ada 24 pemimpin kaum Musyrikin Quraisy yang diseret dan dimasukkan ke dalam lubang-lubang di Badar. Termasuk diantara 24 orang tersebut adalah Abu Jahal, Syaibah bin Rabi’ah, Utbah bin Rabi’ah dan anaknya, Al Walid bin Utbah.
Demikianlah perang badar, pasukan kecil mampu mengalahkan pasukan yang lebih besar dengan izin Allah. Allah berfirman,
كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
“…Betapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Qs. Al Baqarah: 249)
Mereka…
Mereka menang bukan karena kekuatan senjata
Mereka menang bukan karena kekuatan jumlah personilnya
Mereka MENANG karena berperang dalam rangka menegakkan kalimat Allah dan membela agamaNya…
Allahu Al Musta’an… (ar/muslim)

Minggu, 17 April 2011

Tanah yang suci dan benar - Muslim di Cina


11 Oktober 2010
Muslim Cina memiliki populasi sebesar 20 juta. Dari Hui ke Uyghur, Islam di China yang khas dan beragam - budaya Cina terjalin otentik, dengan praktek Islam.
Aku masuk ke becak di Beijing dan 65 tahun saya berkerut supir segera whizzes saya melalui hutongs - lama, gang-gang sempit. Dia menatapku dan pembicaraan di Cina. Aku berbalik untuk membimbing saya."Dia bertanya di mana Anda berasal dari." "Aygee," jawabku dalam patah Cina saya - Mesir. Dia menunjuk pada jilbab saya, "Apakah Anda Hindu?" "Tidak, muslim" tersenyum Dia dan menunjuk ke dirinya sendiri, ". Moosleeman."
Bagi banyak orang ia datang sebagai kejutan untuk belajar bahwa secara resmi setidaknya ada 20 juta muslim di Cina, yang sepertiga dari total penduduk di Inggris. Tidak resmi, jumlahnya bahkan lebih tinggi, beberapa 65.3m katakan dan bahkan 100m Muslim di Cina - sampai dengan 7,5% dari populasi.
Terlepas dari angka yang sebenarnya, kenyataannya adalah bahwa Islam di Cina hampir setua Islam wahyu kepada Nabi Muhammad. Dua puluh tahun setelah wafatnya Nabi, hubungan diplomatik didirikan di Cina oleh khalifah Utsman. Perdagangan diikuti oleh pemukiman, sampai delapan puluh tahun setelah masjid gaya pagoda Hijrah muncul di Cina. Satu abad kemudian, pada 755, menjadi umum bagi kaisar China untuk mempekerjakan tentara Muslim dalam pasukan mereka dan juga sebagai pejabat pemerintah.
Saat ini, penduduk China mencakup 56 kelompok etnis, 10 di antaranya adalah Muslim. Keluar dari 10 kelompok minoritas, Hui (kependekan dari Huizhou) adalah kelompok terbesar di 9.8m, membuat 48% dari populasi Muslim China. Kelompok terbesar kedua adalah Uyghur di 8.4m, atau 41% dari populasi Muslim Cina. The Hui berbahasa Cina, tidak seperti Uyghur dan lima lainnya Muslim kelompok etnis yang berbicara bahasa Turki. Sangat Sunni dalam keyakinan dan praktek, Hui adalah etnis dan budaya Cina, hampir tidak bisa dibedakan dari Han, yang membuat masyarakat China miliar-kuat. Jika pengemudi becak saya tidak bilang dia seorang Muslim, saya tidak akan pernah menduga.
Selama lebih dari satu milenium, dan di lima dinasti kekaisaran utama Hui telah tinggal di Cina damai, tersebar di setiap provinsi dan kontribusi terhadap setiap aspek kehidupan Cina, dari militer dan ekonomi untuk seni dan ilmu. Berkembang dalam peradaban non-Muslim, Hui berhasil menciptakan budaya Islam asli yang unik dan secara bersamaan Cina dan Muslim. Pengalaman mereka, sebagai Dru Gladney, penulis sampai cacat Cina katakan, adalah sebuah "bantahan berdiri benturan Samuel Huntington peradaban." Tidak ada krisis identitas apapun.
1.400 tahun Sejarah
Muslim di Cina dimulai sebagai pedagang dan tentara pada abad ketujuh, sehingga menanamkan pada pemukim Muslim awal rasa memiliki dan legitimasi, mereka tidak menjadi beban negara, tetapi kontributor berharga. Barulah pada abad ketiga belas Namun, setelah Mongol menaklukkan Cina, bahwa umat Islam yang tergolong 'tamu asing' seperti juga dibiarkan hidup di mana pun mereka memilih dan diberikan kewarganegaraan. Ini dimulai pengembangan budaya Islam sepenuhnya asli Cina. The Mongol, minoritas sendiri, mendorong Muslim migrasi ke China, dan secara paksa dipindahkan jutaan imigran Muslim, mempekerjakan mereka sebagai pejabat pemerintah dan menyebar mereka di seluruh China. Dalam Dinasti Ming Hui menjadi judul standar untuk Cina Muslim, dan mereka berkembang.
Berabad-abad kemudian, selama dinasti (Qing) Manchuria pada tahun 1780, kekerasan komunal antara Han dan Hui mulai, dan dilanjutkan selama 150 tahun. Ini dimulai dengan kebijakan diskriminatif Manchuria menuju kaum muslimin: melarang mereka dari bangunan masjid atau memotong hewan, paradoks pada saat itu Hui telah menjadi bagian integral dari budaya Cina. Salah satu pertumpahan darah terburuk terjadi antara 1862 dan 1878 di Provinsi Gansu, di mana penduduk 15m disembelih untuk satu juta, dua pertiga dari yang Hui.
Dinasti Manchuria digulingkan pada tahun 1912, meskipun kekerasan terhadap Hui terus berlangsung hingga 1930. Tapi kemudian kurang dari 20 tahun kemudian, partai komunis Ketua Mao Zedong mendirikan Republik Rakyat Cina, sebuah negara Marxis yang bertentangan dengan semua agama. The Hui, dengan minoritas agama lain, yang dituntut, dibunuh, dan memiliki tempat ibadah mereka dihancurkan. Hanya setelah kematian Mao bahwa hal-hal mulai tenang. Menyadari potensi ekonomi Hui, pemerintah berusaha untuk menebus kesalahan mereka dan menawarkan akomodasi khusus.
Imam Ali Noor-Elhuda, Ketua Asosiasi Islam di Beijing, dan Imam masjid 1.000 tahun cantik Niujie memberitahu saya, "Pemerintah tidak percaya lagi menindas dan memungkinkan setiap orang untuk mempraktikkan agama mereka. Ini menekankan terhadap semua orang. Dan meskipun dalam sejarah kita ada pertempuran dengan Han, maka sebagian besar damai sekarang. Dan untuk sebagian besar tidak ada konflik ideologis antara umat Islam, kita percaya pada satu Tuhan dan satu Kitab. Perbedaan hanya dalam bahasa, makanan dan tradisi "Meskipun Muslim Cina saat ini disfranchised dari keterlibatan politik (partai komunis Cina hanya mengakui ateis, saya diberitahu oleh beberapa siswa)., Stabilitas politik China modern adalah mudah-mudahan pertanda baik untuk masa depan Hui.
Harmoni
Islam mulai di kawasan Arab. Di permukaan, itu tampaknya bertentangan lengkap dengan tradisi Cina dan Konfusianisme, yang pada saat itu adalah agama resmi Cina. Orang-orang Cina kuno melihat peradaban mereka sebagai lambang pembangunan manusia, dan telah Islam telah disajikan sebagai iman asing, mereka akan menolak sepenuhnya dan melihatnya sebagai tidak layak, dengan tidak ada tempat di dunia mereka. Islam di Cina akan menjadi terisolasi, dan mungkin sebagai sekilas sebagai Kristen itu.
"Tapi ini tidak bisa diterima," kata Imam Masjid Agung Xian, masjid pertama yang dibangun di Cina hampir 1.400 tahun yang lalu. Duduk di depannya, berusaha tidak gawp pada arsitektur yang luar biasa di sekitarnya, aku bertanya kepadanya mengapa. "Cina Muslim mencintai negeri dan rakyatnya. Kami adalah Cina. Kita tidak bisa tidak menjadi bagian dari Cina. Bahkan ada hadits yang mengatakan, 'Cinta negara Anda adalah bagian dari iman. "
Para ulama itu Hui mencari untuk menemukan kesamaan antara Islam dan agama-agama utama dari China: Konfusianisme, Taoisme (Taoisme), dan Buddhisme. Mereka menjadi ahli dalam Islam dan Cina, tradisi teks dan praktek, dan tanpa upaya mereka kebudayaan Muslim Cina akan tetap asing dan asing, terisolasi dan jauh dari masyarakat.
Dalam wacana Barat, Dr Umar Abd-Allah dari Yayasan Nawawi memberitahu saya, banyak sarjana berpendapat bahwa untuk mengintegrasikan ke negara, Cina Islam Sinicised, yang berarti agama Islam ortodoks dan praktek dibuat Cina. Contoh yang paling nyata tentang bagaimana Muslim Cina menciptakan bentuk-bentuk unik mereka sendiri ekspresi budaya masjid mereka, yang 45.000 ada di Cina. Cantik, masjid yang dasarnya baik Cina dan Muslim. pandangan pertama saya dari sebuah masjid Cina harfiah menarik napas saya pergi. Di luar, mereka dibangun dengan gaya tradisional Cina, dengan atap seperti pagoda, kaligrafi Cina dan lengkungan Cina. Di bagian dalam, namun pengaruh Islam jelas: kaligrafi Arab yang indah Cina, sebuah menara segi delapan, mihrab, seorang Imam Cina ceramah dalam bahasa Mandarin dan membuat permohonan dalam bahasa Arab yang sempurna.
Contoh perpaduan dari tradisi Cina dan Islam di mana-mana. Di Xian, di mana diperkirakan 90.000 Muslim tinggal, sementara mengembara melalui pasar suvenir berisik saya datang di hiasan dinding tradisional dengan hadis yang ditulis dalam kaligrafi Arab; teh porselen set dengan ayat-ayat Alquran ditulis pada mereka; populer merah jimat dengan atribut Allah di pusat daripada hewan zodiak tradisional Cina; rosario dengan nama Allah dicetak pada setiap manik-manik dalam aksara Cina; Alquran dicetak di kedua Cina dan Arab.
Ketika datang ke bahasa, daripada istilah Arab mentransliterasi menjadi kata-kata yang mungkin mispronounced dan disalahpahami - karena sistem tulisan Cina tidak fonetik - pada awal Hui ulama memutuskan untuk memilih kata-kata yang paling mencerminkan arti dari istilah bahasa Arab, dan pada saat yang sama yang bermakna dalam tradisi Cina. Tujuan mereka dalam melakukan ini adalah ganda: mereka menunjukkan masyarakat Tionghoa bahwa mereka menghormati, percaya dan menghormati tradisi Cina, dan bahwa konsep-konsep Islam, yang dalam bahasa Arab mungkin tampak tak terbayangkan, tidak hanya relatable, tetapi mirip. Al-Qur'an, misalnya, disebut sebagai Classic: kitab-kitab suci dari Cina disebut Klasik, dan dengan demikian Al Qur'an itu psikologis dimasukkan ke dalam kategori yang sama.Islam diterjemahkan sebagai Qing Zhen Jiao, "Agama Murni dan Real". Di Masjid besar Xian, karakter Cina menyatakan, "Semoga agama Murni dan kebijaksanaan menyebar Real seluruh negeri."
Harun Khanmir, seorang Islam 24 tahun Studi mahasiswa di masjid Xiguian di Lingxia, telah mempelajari bahasa Arab selama empat tahun. "Menjadi fasih berbahasa Cina dan Arab memungkinkan saya untuk menghargai kecemerlangan istilah yang dipilih. Mereka memiliki begitu banyak nuansa yang langsung menjelaskan esensi Islam yang sebenarnya menggunakan nilai Cina utama. "
Ketika membandingkan tradisi Islam dan Cina, para ulama Hui mencari landasan bersama, datang dengan lima prinsip utama bahwa kedua tradisi bersama. Dan meskipun mereka jelas tentang di mana keyakinan Islam menyimpang dari pemikiran Cina, mereka tidak berangkat untuk menolak tradisi Cina dan membuktikan mengapa hal itu salah. Sebaliknya, mereka menunjukkan bagaimana Islam ditambahkan ke dalamnya. Dengan tidak lukisan tradisi Islam dan Cina dalam oposisi biner dimana kepercayaan dalam penolakan berarti mantan yang kedua, mereka menghindari Muslim menyedihkan yang sangat banyak Cina.
"Saya menganggap diri saya 100% Cina," kata seorang tersenyum berusia 18 tahun Ahmed Dong, mengenakan thobe putih dan sorban. "Dan aku tidak melihat mengapa, bahkan dengan politik dan bahasa yang berbeda dan keyakinan, kita tidak bisa begitu, kita berbagi bahasa yang sama, adat istiadat, dan budaya. Negara kita sangat beragam, namun persatuan adalah nilai kita semua ingin memiliki, daripada hidup terpisah "Salah satu dari ratusan mahasiswa di masjid Xiguian yang datang dari berbagai latar belakang etnis yang berbeda dan belajar Al Qur'an, hadits. , Arab, Inggris, serta keterampilan komputer, Dong berharap untuk melanjutkan studi di negara Arab, dan kemudian kembali dan melakukan Dakwah di Cina, meningkatkan kesadaran Islam.
Hari ini
Tiga puluh empat tahun setelah Revolusi Kebudayaan, Muslim - dan memang, pengikut agama lain - berada dalam posisi yang lebih baik. Islam asosiasi, sekolah dan perguruan tinggi sedang dibuat, masjid yang sedang dibangun, dan ada kebangkitan Islam kecil tapi terlihat. Setelah bertahun-tahun represi, Muslim Cina berkembang, mengorganisir kegiatan-kegiatan antar-etnis di antara mereka sendiri dan kegiatan internasional dengan Muslim di luar negeri.
kebijakan satu anak Cina berlaku untuk Hui, meskipun kelompok-kelompok minoritas diperbolehkan untuk memiliki dua atau bahkan tiga anak, hanya karena nomor tersebut Hui sangat substansial. Mayoritas kelompok lain minoritas Muslim China, bagaimanapun, diperbolehkan untuk memiliki dua anak, dan Cina Muslim jumlahnya meningkat. "Ada juga sejumlah kecil bertobat," kata Imam masjid Xiguian setelah doa tulus di bawah naungan pohon berusia 500 tahun, satu-satunya yang asli tersisa di kompleks masjid yang hancur selama Budaya revolusi. "Tapi yang lebih menarik adalah bahwa banyak orang yang tidak mau mengaku sebagai Muslim sebelum karena takut merugikan mata pencaharian mereka, seperti dokter, sekarang secara terbuka mengatakan bahwa mereka adalah Muslim."
Tergantung pada kota tempat Anda berada, praktek Islam adalah berbeda. Di daerah pedesaan seperti Little Mekah, di mana umat Islam membentuk hampir 60% dari populasi, Islam adalah jelas dalam jumlah masjid, restoran halal dan perempuan di jilbab. Rasanya indah dan belum begitu aneh untuk berjalan dan mendengar alaikums selusin Assalamu sebuah, untuk mendengar gema azan. Di kota-kota kosmopolitan seperti Beijing, namun, seperti di setiap negara globalisasi, dunia dan konsumerisme mempengaruhi spiritualitas. Abdul Rahman Harun, Imam yang lama 300 tahun Dou Nan Masjid, salah satu masjid 72 Beijing, menguraikan: "Di sini di kota-kota besar Muslim harus sesuai dengan kode berpakaian. Wanita tidak mengenakan jilbab karena mereka memang merepotkan dan akan dimengerti. Di bagian barat daya Cina itu berbeda "tersenyum. Deea 'El Din, Imam di masjid tua 85 tahun di Shanghai ketika saya mengatakan padanya saya dari Mesir, dan mengatakan bahwa tahun-tahun ia menghabiskan di universitas Al-Azhar di Kairo adalah beberapa yang terbaik dalam hidupnya. "Sayangnya, lingkungan di sini tidak kondusif untuk menjadi agama, dan sebagian besar masjid-penonton adalah laki-laki tua dan wanita." Dia alasan sendiri untuk memanggil adzan untuk maghrib, dan memimpin kami dalam doa, hanya ada setengah lusin jamaah Cina.
minoritas Muslim di seluruh dunia telah banyak belajar dari pengalaman Hui di Cina, meskipun banyak muslim saat ini minoritas di Barat memiliki sejarah panjang milenium memberikan kontribusi bagi negara mereka. Dengan menggali jauh ke dalam jantung kepercayaan Islam dan menjadi sama seperti berpengetahuan kepercayaan Cina, para ulama Hui ditemukan kesamaan dengan agama dan tradisi yang di permukaan tampak sangat berbeda dengan Islam - tetapi mereka menemukan nilai-nilai manusia yang mengikat kita.
Para ulama Islam hari ini harus melakukan hal yang sama dengan tradisi Barat, yang jauh lebih mirip dengan Islam daripada tradisi Cina: mereka berbagi nilai dan keyakinan yang sama Ibrahim, dan dua peradaban memiliki sejarah yang sering terkait.
Ada 10 kelompok minoritas Muslim di China, tetapi tidak pernah dalam sejarah dunia yang pernah ada seperti kelompok etnis beragam Muslim di negara-negara non-Muslim karena ada di dunia saat ini. Dari contoh dari Cina kita belajar pentingnya komunikasi lintas-budaya.
Hui Pengalaman juga menunjukkan bahwa sangat mungkin bahwa umat Islam dapat hidup dalam harmoni dengan peradaban yang sangat berbeda, dan pada saat yang sama menciptakan budaya adat yang layak dan unik. Fusi hal Cina dan Islam tak tertandingi, apakah dalam pikiran atau ekspresi budaya. Dengan mengekspresikan spiritualitas mereka melalui arsitektur, karya sastra, kaligrafi dan lagi, Hui memperlihatkan kepada semua kelompok minoritas Muslim yang menciptakan budaya otentik dan asli yang baik Muslim dan adat tidak hanya mungkin, tetapi indah. Ingatanku kecintaan dari seluruh perjalanan adalah membaca Al Qur'an di masjid Cina, hanya untuk memiliki seorang wanita Cina kuno, berpakaian serba putih duduk di sebelahku, tersenyum sangat dan titik di Al Qur'an. Aku menatap dgn curiga, dan ia mulai menunjuk ke huruf dan padaku. Saya mulai membaca dari surat Ya Sin dan ia membaca dengan saya. Dan untuk lima belas menit berikutnya kita membaca bersama-sama. Islam adalah benar-benar agama universal.

Islam di Cina



Apa yang muncul di benak kita ketika melihat wajah putih kekuningan dengan mata yang sipit? maka biasanya yang terbetik di benak kita adalah: kafir, musyrik, penjajah, pelit, egois, perebut harta pribumi, koruptor, penjual narkoba dan lain-lain. Well, that’s acceptable, kenapa? karena fakta itulah yang mungkin selalu terlihat oleh ummat muslim di Indonesia, sehingga beberapa orang yang berpandangan sempit lalu membenci warga keturunan Cina di negeri mereka tanpa alasan dan dalil yang jelas.
Nah, kali ini kita akan sedikit memperluas pandangan dan me-rekonstruksi perasaan kita tentang orang keturunan Cina ini, karena ternyata Islam bukanlah agama yang asing bagi warga Cina, tidak seperti daerah lain yang muslimnya masih didominasi oleh warga keturunan arab, muslim Cina tersusun dari warga asli mereka sama banyaknya dengan warga pendatang dari keturunan arab.
Sampai sekarang, warga muslim di Cina termasuk banyak, walaupun dibandingkan dengan jumlah penduduk Cina maka terlihat kecil. Persentase terbanyak ada di provinsi Xinjiang yang terletak di barat laut Cina, disana muslim sebanyak 48%. Disebelah timur Xinjiang, propinsi Gansu sebanyak 8% dan sebelah timur Gansu yaitu propinsi Ningxia yang dihuni suku Hui yang muslim menjadi mayoritas di propinsi tersebut. Selain tiga propinsi itu, terdapat propinsi lain yang juga dihuni oleh ratusan ribu muslim seperti propinsi Yunnan asal Zheng He (Cheng Ho), propinsi Hebei (propinsi yang terkenal sebagai tempat para pendekar), dan kota-kota seperti Guangzhou (kota tempat masjid pertama di Cina), Beijing dan Shanghai.
Asal Mula Islam di Negeri Cina
Interaksi antara Cina dan Arab sebenarnya sudah terjadi jauh sebelum Islam ada di dunia, sekitar abad ke-1 dan ke-2, Arab termasuk tempat persinggahan para pedagang jalur sutera (silk road) untuk berjual beli. Jalur sutera ini terbentang dari Cina sampai ke Konstantinopel. Karena itulah muncul ungkapan arab “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”, karena pada waktu itu Cina menjadi tempat yang sangat terkenal karena termasuk negeri yang sangat maju peradabannya.
Ketika masa khalifah Utsman bin Affan, beliau meminta kepada paman rasulullah Sa’ad bin Abi Waqqash secara pribadi untuk membangun hubungan dengan negara Cina dengan misi mendakwahkan agama Islam, dan shahabat Sa’ad diterima dengan sangat baik oleh Kaisar Gaozong yang memimpin dinasti Tang, ketika itu Cina mencapai kejayaan peradaban sehingga sangat mudah menerima Islam. Setelah menerima Sa’ad bin Abi Waqqash, kaisar memerintahkan untuk membangun masjid di kota Guangzhou untuk menjadi kenangan dan tanda sepakatnya kepada Islam, dan masjid ini masih berdiri sampai sekarang dan dikenal sebagai masjid Huaisheng (Memorial Mosque).
Islam terus berkembang pada masa dinasti Tang, dinasti Song dan dinasti Yuan, bahkan perkembangan ini sangat menggembirakan, kaum muslim di Cina menguasai perdagangan impor dan ekspor lewat jalur sutera darat maupun laut, sehingga mereka selalu menjabat sebagai direktur jenderal pelayaran.  Pada masa dinasti Yuan, perkampungan awal muslim di Cina disebut dengan Huihui, yang berarti tengah-tengah, dari sinilah akhirnya muncul etnis Hui di Cina, etnis yang dominan beragama Islam yang puritan. Peran kaum muslim semakin besar pada dinasti Yuan, nereka dipekerjakan sebagai pegawai administrasi negara, perpajakan, astronomi, penanggalan dan arsitektur.
Bahkan pada masa itu peradaban Islam tumbuh pesat dan mewarnai kota-kota yang ada di Cina, juga mewarnai gaya hidup orang Cina, dalam kungfu pun, di Cina dikenal kungfu aliran muslim yang hanya diwariskan di pesantren-pesantren dan turun-temurun diantara kaum muslim yang terkenal akan harga dirinya.
Puncak Kejayaan Peradaban Islam di Cina
Puncak peradaban Islam di Cina tercapai ketika masa pemerintahan dinasti Ming, bahkan sejarah menyebutkan 6 jenderal yang paling dipercaya kaisar pertama dinasti Ming adalah muslim. Termasuk diantara jenderal ini adalah Lan Yu Who yang menghentikan serangan tentara Mongol di Tembok Cina dan mengakhiri impian Mongol untuk menduduki Cina. Pada masa dinasti Ming ini pula, Laksamana Zheng He diperintahkan kaisar untuk melakukan 7 ekspedisi ke samudera Hindia pada tahun 1405 – 1433.
Zheng He atau yang lebih dikenal dengan nama Cheng Ho, mempunyai nama asli Ma San Bao adalah seorang Cina Muslim, bangsawan etnis Hui. pada tahun 1405 dia memimpun armada laut yang terdiri dari 62 kapal induk yang berukuran 126 x 52 m (seukuran lapangan sepakbola), dan sekitar 190 kapal pendukung dan total 27.000 awak kapal  .
Perbandingan kapal induk Zheng He dengan kapal Christopher Columbus ketika menemukan Amerika
Perbandingan kapal induk Zheng He dengan kapal Christopher Columbus ketika menemukan Amerika
Menurut beberapa literatur, ekspedisi Zheng He tidak hanya mebawa misi dari kaisar, tetapi dia juga memiliki misi tersendiri yang lebih mulia, yaitu menyebarkan Islam. Ma Huan, seorang muslim yang menemani Zheng He sebagai penerjemah dan penulis pribadi, dalam bukunya ‘The Overall Survey of the Ocean Shores’ (Chinese: 瀛涯勝覽) yang ditulis pada tahun 1416, menjelaskan secara detail tentang tempat-tempat yang disinggahinya, dan menuliskan bahwa Zheng He kerap mengunjungi masjid, memberikan dakwah secara intensif pada tempat-tempat yang dikunjunginya, membangun komunitas muslim disana, lalu membangun masjid untuk mereka.
Tokoh agama HAMKA juga mengatakan “Perkembangan islam di Indonesia dan Malaysia mempunyai pengaruh yang sangat kuat dengan Muslim Cina, Laksamana Zheng He” . Cendekiawan Slamet Muljana menambahkan: “Zheng He membangun komunitas muslim Cina pertamakali di Palembang , kemudian di Kalimantan Barat, kemudian di Jawa, the Selat Malaka lalu ke Filipina”.
Namun pada akhir pemerintahan dinasti Ming, populasi muslim di Cina dibatasi, dan ketika pemerintahan dinasti Qing, kaum muslim mendapatkan perlakuan yang sangat buruk, kaum muslim tidak diperbolehkan untuk menyembelih hewan kurban, membangun masjid yang baru, dan dilarang untuk berhaji ke Makkah serta menerapkan politik belah bambu di kalangan etnis di Cina. Pemerintahan yang represif ini membuahkan 5 pemberontakan suku Hui (muslim) yang mendapatkan tekanan dalam melaksanakan ibadah mereka, untuk menekan penduduk muslim, dinasti Qing membunuh sekitar 7 juta penduduk muslim pada tahun 1855 – 1877.
Dinasti Qing: Awal Mula Penderitaan Muslim Cina
Mao Zedong
Mao Zedong
Setelah runtuhnya dinasti Qing, Sun Yat Sen memproklamasikan berdirinya Republik Cina, yang diikuti dengan pengambilalihan Republik Cina menjadi Republik Rakyat Cina oleh Mao Zedong. Dalam kedua rezim ini kaum muslim mengalami tekanan dan penindasan serta perlakuan diskriminatif yang lebih besar. Dalam Revolusidi Cina, banyak masjid dihancurkan dan ditutup dan al-Qur’an dimusnahkan .
Inilah beberapa catatan kekerasan, penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap kaum muslim, terutama muslim uighur yang ada di xinjiang, secara etnis mereka sangat berbeda dan lebih dekat dengan ras eropa timur, dan menggunakan bahasa turki, oleh karena inilah muslim uighur diperlakukan sebagai warga negara kelas dua  .
Etnis uighur
pada tahun 2009, penguasa Cina menutup 6 sekolah Islam dan menyita buku-buku, tulisan, compact disk, dan rekaman audio, serta menangkap 39 muslim
selama 2008, sekitar 1.300 Muslim uighur ditangkap otoritas cina. Bahkan, 17 orang di antaranya dijebloskan ke penjara Guantanamo.
Anak-anak dibawah 18 tahun dilarang untuk mempelajari dan mempraktikkan Islam. Anak-anak yang menghadiri masjid akan dikeluarkan dari sekolah.
Shalat jum’at harus menggunakan teks pemerintah, imam ditunjuk pemerintah dan absen shalat jum’at diberikan kepada PKC (Partai Komunis Cina).
Di bulan Agustus 2006, polisi menggrebek rumah Aminan Momixi, ketika wanita ini sedang mengajarkan al Quran kepada 37 muridnya. Anak-anak ini tidak dilepaskan hingga orang tuanya membayar denda yang tinggi sekali, sekitar 7000-10000 Yuan – rata-rata gaji per tahun warga uighur adalah  2400 Yuan.
Xinjiang Daily melaporkan bahwa di tahun 2005, 18.227 penduduk di Xinjiang ditahan karena mengancam keamanan negara angka ini naik 25% dari angka tahun 2004
Arus migrasi etnis han oleh pemerintah cina mencapai angka rata-rata 200 ribu orang/tahun. Pada tahun 1936 partai Kuomintang (republik Cina) memperkirakan penduduk muslim ada 48 juta jiwa, namun semenjak Mao Zedong berkuasa dengan PKC maka jumlah itu tinggal 10 juta jiwa.
PKC menutup paksa sebanyak 29.000 masjid di Cina. Di bidang pendidikan sejumlah sekolah Islam ditutup dan sekitar 360 ribu muslim yang ditangkap karena bersekolah di sekolah Islam.
digulirkan kampanye “strike hard” pada 1996, mencakup kebijakan memperketat pengendalian terhadap kegiatan agama, pembatasan pergerakan orang dan tidak menerbitkan paspordan menahan orang-orang yang didicurigai mendukung separatis dan anggota keluarga mereka.
Xinjiang: Penderitaan Muslim di Tanah Penuh Berkah
Tekanan dan kedzaliman yang dilakukan oleh pemerintah Cina semenjak tahun 1911 – 1949 dalam pemerintahan Republik Cina dan 1949 – sekarang oleh RRC membuat muslim uighur maupun muslim hui menjadi sangat gerah. Di Xinjiang, walaupun daerah tersebut sangat kaya dengan minyak dan pariwisatanya, namun penduduk uighur hidup dalam kemiskinan dan tekanan dalam ibadah mereka. Pemerintah Cina seolah-olah ingin mengatakan “Kami mau harta di Xinjiang tetapi tidak menginginkan orang-orang uighur”. Akumulasi tekanan dan penindasan inilah yang menjadi cikal bakal kerusuhan-kerusuhan di Xinjiang, termasuk terakhir yang terjadi 5 Juli 2009 lalu.
Tercatat sekitar 184 orang meninggal 1434 orang dipenjara dan 1680 lainnya terluka dalam bentrok aparat dengan muslim uighur. Dan yang lebih parah lagi, setelah kejadian itu, pemerintah Cina seolah membiarkan ketika kejadian ini berganti menjadi kerusuhan etnis. Setelah pemerintah dan aparat keamanan yang menghabisi etnis uighur, giliran suku Han yang dipancing untuk menghabisi etnis uighur, dan ini dibiarkan begitu saja oleh pemerintah Cina. Lebih menuakitkan lagi, sampai sekarang aparat Cina mengepung kota Urumqi dengan tentara yang sangat banyak dan melarang shalat jum’at bagi orang muslim uighur.
Bagaimana reaksi Indonesia dalam kasus ini? seperti biasa dan seperti yang sudah kita saksikan pada kasus Muslim Palestina yang dibantai Israel dan Muslim Rohingya yang disiksa Myanmar dan Thailand, yaitu pemerintah RI memutuskan untuk tidak ikut campur. Dubes RI untuk Cina, Sudrajat menyampaikan “Apa yang terjadi di Xinjiang adalah urusan dalam negeri China dan kita menghormati kedaulatannya dan tidak akan campur tangan masalah itu.” (Antara, 12/7/2009)
Padahal mereka telah menyaksikan:
Seorang mukmin terhadap mukmin (lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lain saling menguatkan (HR. Bukhari dan Muslim).
Umat Muslim adalah satu ummat satu sama lain tanah mereka adalah satu, perang mereka adalah satu, perdamaian mereka adalah satu dan kebenaran mereka adalah satu (HR. Muslim).
Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam (HR. Muslim).
Akar Masalah dan Solusi
Setidaknya ada 2 kemungkinan sebab kejadian kerusuhan Xinjiang ini terjadi:
Kota minyak di Xinjiang
Kota minyak di Xinjiang
1.    Penindasan terhadap muslim Xinjiang dan ketidakadilan dari pemerintah Cina adalah suatu hal yang wajar ketika kita mengetahui bahwa Xinjiang adalah wilayah yang sangat kaya. Xinjiang menguasai 20 persen cadangan potensial minyak di Cina, dan pemerintah Cina telah mengeluarkan laporan bahwa Xinjiang akan menjadi pusat industri mintak Cina dalam 10 tahun kedepan. Selain itu pemerintah Cina memperoleh pendapatan dari pariwisata rata-rata Rp. 15 trilliun/tahun . Sehingga pemerintah Cina perlu untuk merantai Xinjiang dengan cara melakukan penindasan-penindasan dan migrasi penduduk etnis han kesana.
2.    Amerika berkepentingan untuk menjaga stabilitas di asia dengan cara mengurung cina (containing China) dan menjaga agar jangan sampai negara-negara yang mengelilingi Cina (Pakistan, Afghanistan, Kyrgistan, Uzbekistan, termasuk Tibet dan Xinjiang) berada dalam pengaruh Cina. Oleh karena itu, AS pasti akan selalu menyulut api pertikaian disini seperti yang jelas-jelas dilakukannya kepada Kashmir, Tibet, Pakistan dan Afghanistan saat ini. Semua ini didasarkan pada ketakutan AS atas prediksi Samuel Huntington dalam bukunya Clash of Civilization: Remaking the World Order, bahwa tantangan paling serius bagi hegemoni Amerika pada masa mendatang adalah revivalisme Islam dan peradaban Cina. Hal ini juga ditegaskan oleh Will Hutton, seorang ekonom dan juga think-tank para pemimpin AS yang menyampaikan bahwa Islam radikal merepresentasikan tantangan terbesar bagi peradaban Barat setelah runtuhnya fasisme dan Komunisme. Senada dengan itu, Michael Buriyev, Ketua Parlemen Rusia seolah memperingatkan AS dengan prediksinya bahwa dunia sedang menuju menjadi 5 negara besar: Rusia, Cina, Khilafah Islam, Konfederasi Dua Amerika, dan India jika India bisa bebas dari cengkraman Islam yang mengurungnya. Maka AS tidak akan mau kecolongan dengan Cina dan Khilafah, maka ia terus menghambat kemungkinan keduanuya untuk muncul.
Semua ini harusnya memberikan kita sebuah gambaran yang sangat jelas, tentang apa yang bisa menyelesaikan permasalahan di Xinjiang. dan memberikan petunjuk yang sharih tentang apa yang harus kita lakukan sebagai kewajiban kita yang paling besar dan utama. Maka urusan ini adalah Khilafah Islamiyyah. Sungguh semua solusi telah dicoba dan diterapkan dan ternyata menghasilkan hasil nol besar. Hanya persatuan kaum muslim dalam bingkai Khilafah Islam yang secara teoritis dan praktis bisa menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh kaum muslim dimanapun mereka berada.
Mari kita merenung sejenak. Idul Fitri tahun 2008 lalu, saya sempat bertemu dengan saudara-saudara saya dari Xinjiang, mereka menyampaikan betapa parahnya keadaan di tempat mereka, bayangkan saja, untuk “nyantri” Islam mereka harus menempuh perjalanan sampai ke Indonesia, Yaman ataupun negeri-negeri lain. Yang ketika mereka kembali ke negerinya, mereka baru boleh berdakwah jika sesuai dengan keinginan PKC. Mereka menyampaikan kepada saya perihal pelarangan shalat jum’at, pelarangan shalat ied, melarang untuk mengadakan halqah dan sejenisnya, dan banyak lagi tekanan yang mereka dapatkan bila mereka dicurigai pemerintah Cina, dan bukan hanya mereka yang ditangkap, tetapi keluarga mereka yang jadi korban
Sekarang bandingkan dengan kita, bila kita tidak suka dengan suatu hukum kufur dan thaghut, bila kita merasa sesuatu tidak syar’I, bila kita merasa Islam dihina: KITA BISA BERGERAK! KITA BISA BERBICARA! tapi kenapa kita masih mengunci mulut kita dengan sejuta alasan, dan memberatkan kaki dan tangan kita dengan batu-batu cinta dunia dan takut mati?! Apakah surga sudah menjadi pertukaran yang murah?! haruskah sampai ada senapan dan bedil didepan mata kita baru kita akan bergerak? haruskah ketika Izrail menjemput kita baru bersedia berbicara?!

Hukum Memelihara Binatang:

Beliau Ditanya : Apa hukum orang yang mengumpulkan burung-burung dan meletakannya di dalam kandang agar anak-anaknya dapat bermain-main dengannya ?

Maka beliau menjawab : “Tidak ada yang salah dengan hal itu,apabila dia menyiapkan untuknya dari perkara-perkara yang harus (diberikan) dari makanan dan minuman. karena sesungguhnya hukum asal di dalam perkara yang semisal ini adalah halal. dan tidak ada dalil yang menyelisihi (hukum asal) sepengetahuan kami. Wallahu waliyu Taufiq

Sumber : Fatwa Ulama Baladil Harom Hal. 1793

Akan tetapi di fatwa yang lain beliau menambah satu syarat :

“apabila tidak menganggu siapa-siapa, tidak mengganggu tetangganya ataupun selain mereka”